Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Arab Saudi berencana membangun proyek fantastis kota metropolitan baru senilai US$ 500 miliar, atau sekitar Rp 6.750 triliun.
Megaproyek kota metropolitan yang bernama NEOM ini diumumkan sendiri oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, di Riyadh. Proyek ambisius Arab Saudi ini bakal menyaingi Dubai, yang selama ini menjadi pusat ekonomi dan wisata Jazirah Arab.
Menurut Pangeran Mohammed, proyek ini merupakan sebuah rancangan untuk mewujudkan visi ekonomi baru Kerajaan Arab.
"Kami mencoba bekerja dengan para pemimpi," ungkap Sang Pangeran, dalam Gathering dengan Investor seperti dikuip dari CNNMoney, Kamis (26/10).
Kota NEOM ini akan memiliki sumber energi terbarukan yang mandiri, sambungan internet yang super cepat dan gratis. Selain itu, sarana angkutan pun tanpa awak atau otomatis.
"Semua layanan jasa di NEOM 100 persen otomatis, dengan tujuan menjadi kota yang paling efisien di seluruh dunia," ungkapnya kembali.
Kota ini akan menempati lahan seluas 26.500 kilometer persegi, di dekat Laut Merah dan menjadi kawasan otonomi yang lepas dari pengaruh kerajaan Arab. Dana untuk proyek ini berasal dari investasi pemerintah Arab Saudi dan investor lokal dan asing.
Salah satu investor yang tertarik pada proyek ini adalah Masayoshi Son, pemilik perusahaan modal ventura Jepang, Softbank. "NEOM ini adalah kesempatan fantastis," ujar Son. "Awalnya saya tidak mengerti, namun setelah mengunjungi tempat tersebut wow!"
Namun sayangnya, Pangeran Arab tidak menyebutkan kapan akan dimulainya dan waktu selesai mega proyek NEOM ini.
Softbank Vision Fund dikabarkan telah meneken perjanjian dengan perusahaan Arab Saudi untuk membeli saham Saudi Electricity Co. Di mana Saudi Electricity ini akan menjadi pemasok listrik untuk NEOM.
Proyek ini merupakan bagian dari visi ekonomi baru Kerajaan Arab untuk tidak lagi bergantung pada minyak. Kerajaan tersebut telah mengembangkan sektor ekonomi lain, termasuk wisata dan hiburan dengan dana investasi US$ 3 miliar. (dtf)