Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Hari menjelang sore. Udara di sekitar kami mulai terasa dingin. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang dua jam dari Amplas, Kota Medan, kami pun tiba di objek wisata Danau Linting.
Ya, dalam beberapa tahun terakhir, danau ini semakin ramai dikunjungi pengunjung, terutama yang berasal dari Kota Medan. Danau Linting dianggap sebagai objek wisata alternatif bagi masyarakat Kota Medan. Mengingat di kota ini, nyaris tidak ada tempat-tempat wisata. Bahkan sekedar ruang publik pun jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Tidak heran, sejak Danau Linting dipublis ke media, danau yang berada di atas bukit kecil ini, ini segera ramai oleh pengunjung.
Begitu juga dengan kami. Ini untuk kedua kalinya kami mengunjungi danau yang terletak di perbatasan tiga desa ini, yaitu Desa Sibunga-Bunga, Desa Gunung Manumpak dan Desa Durian IV Mbelang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deliserdang.
Aktivitas wisata pun semakin ramai. Mulai dari pedagang makanan maupun yang menyewakan tikar. Tujuan pertama pengunjung adalah ingin merasakan airnya yang hangat dan jernih.
Padahal, sebelum danau ini terkekspos, bahkan penduduk di sekitar danau itu sendiri tidak ada yang berani mandi ke danau ini. Penduduk setempat masih sangat mengkeramatkan danau vulkanik ini. Hal itu juga diakui salah seorang warga, Tegar Sembiring kepada medanbisnisdaily.com belum lama ini.
Tegar yang membuka lapak dagangan di lokasi ini mengakui keangkeran danau ini.
Namun keangkeran danau ini kalah oleh eksotikanya. Apalagi bukan hanya keindahan itu bukan hanya di lokasi danau tersebut. Tapi, sepanjang perjalanan menuju Danau Linting, kita akan disuguhkan dengan nuansa hijau pepohonan yang menghiasi sisi jalan. Udara yang sejuk, suasana segar dan nyaman dan tenang akan terasa ketika memasuki lokasi.
Tentu saja Danau Linting tidak seluas Danau Toba. Luas danau ini hanya sekitar 1 hektar. Berbentuk seperti lingkaran. Danau Linting merupakan danau vulkanik yang mengandung belerang namun dalam jumlah yang relatif sedikit. Sehingga airnya tidak berbau.
Sedangkan kedalaman danau ini belum diketahui secara pasti. Diperkirakan pada kedalaman tertentu bisa mencapai ratusan meter. Hal itu dapat dilihat secara kasat mata dari warna air yang hijau kelam. Tetapi suatu waktu permukaan air bisa juga berwarna biru akibat plankton dan biota lain yang hidup di dasar danau.
Salah satu keunikan di danau ini sekaligus yang membuat danau ini semakin eksotis adalah pohon-pohon tua dengan akar menjalar hingga ke dasar Danau Linting yang menjadi pembatas antara area rendah dan area danau yang cukup dalam.
Berada di bibir danau, pohon tua juga menjadi penyejuk. Daunnya juga rimbun, batang dan ranting pohon yang kokoh juga dimanfaatkan pengelola untuk memasang ayunan dengan tali tambang yang kuat pula. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun menggunakan ayunan tersebut. Saat berayun, wisatawan akan merasakan sensasi yang berbeda, karena kaki dapat menyentuh air hangat sekitar 30 derajat Celcius.
Geologis
Menurut berbagai penelitian, Danau Linting terbentuk akibat retakan dari peristiwa vulkanik.
Sedangkan menurut cerita penduduk lokal, danau ini dulunya adalah gundukan tanah. Suatu waktu terjadi getaran hebat dan dalam sekejap membuat gundukan tanah itu longsor dan berubah cekungan yang berisi air.
Di sekitar juga terdapat pula 2 buah gua. Penduduk lokal menyebutnya Gua Emas dan Gua Perak. Dinamai begitu, konon di kedua gua itu masih banyak ditemukan biji emas dan perak. Namun begitu, masyarakat tidak berani menambang gua itu. Mereka takut karena menurut cerita yang beredar, kedua lokasi itu dijaga oleh makhluk halus.
Biasanya pengunjung datang dengan menggunakan sepeda motor secara beramai-ramai. Namun Anda juga bisa menggunakan angkutan umum dari terminal Amplas dengan biaya sekitar Rp20.000/orang. Setiap pengunjung juga dipungut biaya Rp 5000/orang untuk tarif masuk.
Untuk sampai ke Danau Linting, kita dapat melalui rute sebagai berikut. Jika dari Kota Medan, maka rutenya adalah, Amplas –Patumbak – Desa Talun Kenas – Desa Siguci – Desa Kura Jurung – Desa Sibunga bunga Hilir. Jaraknya kurang lebih 70 kilometer.