Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Sukoharjo. Warga dari tiga desa di Kecamatan Nguter, Sukoharjo melakukan aksi demonstrasi di PT Rayon Utama Makmur (RUM). Mereka mendesak pabrik rayon atau serat tekstil sintetis itu segera mengendalikan limbah udara berbau busuk. Pihak perusahaan mengakui ada kesalahan.
Menurut warga, bau menyengat yang keluar dari pabrik seperti bau tinja. Sejumlah warga merasakan mual dan muntah akibat menghirup bau busuk itu sejak sepekan yang lalu. "Kami tidak menuntut pabrik ditutup. Tapi mohon PT RUM tidak beroperasi dulu sampai bisa mengendalikan bau," kata koordinator aksi, Brian Antoni Rangga, Kamis (16/10/2017).
Warga mempertanyakan masalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) saat mengurus izin pembangunan. Mereka menduga, pengolahan limbah tersebut tidak sesuai prosedur.
Presiden Direktur PT RUM, Pramono, mengatakan masalah bau dan kebisingan hanya terjadi di awal pengoperasian. Pabrik rayon atau bahan tekstil sintetis itu memang baru beroperasi sejak sepekan terakhir.
"Masalah bau, bising karena pabrik kita baru berjalan, untuk baru mau produksi Bisingnya dari power plan yang lagi kita bersihkan pipa-pipanya. Itu semua setelah kita bersihkan enggak bising seperti itu," kata Pramono.
Masalah bau, menurutnya berasal dari unit pengolahan limbah pabrik. Namun dia menjamin air limbah yang dibuang ke sungai sudah sesuai baku mutu yang ditetapkan. "Kemarin saya itu gagal sedikit saja. Saya perbaiki di IPAL, saya tambahi cairan untuk pengenceran limbah, ternyata tambah bau," ujar dia.
Hari ini, mesin dihentikan sementara untuk diperbaiki. Pramono berjanji kesalahan tersebut tidak terjadi kembali. "Mesin masih operasi, tapi hari ini memang saya setop untuk kita bersihkan boilernya, besok persiapan untuk jalan lagi. Enggak ada polusi lagi," kata Pramono. (dtc)