Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tokyo. Israel menegaskan akan mengambil aksi militer untuk memastikan Iran tidak akan memiliki senjata nuklir. Pernyataan ini menunjukkan dukungan Israel untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengambil pendekatan lebih keras terhadap Iran.
Pada 13 Oktober lalu, Trump enggan memperbarui sertifikasi yang menyatakan Iran mematuhi kesepakatan nuklir yang ditandatangani oleh pendahulunya, Presiden Barack Obama. Hal ini membuka peluang bagi Kongres AS selama 60 hari untuk memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran, yang sebelumnya dicabut.
Keputusan Trump itu menuai kritikan banyak pihak, terutama negara-negara yang ikut menandatangani kesepakatan nuklir Iran. Selain Iran dan AS, kesepakatan ini juga ditandatangani oleh Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, China dan Uni Eropa. Namun pujian untuk Trump datang dari Israel.
"Jika upaya internasional yang dipimpin Presiden AS Donald Trump beberapa hari terakhir tidak membantu dalam menghentikan Iran mendapatkan kemampuan nuklir, Israel akan bertindak secara militer dengan sendirinya," ucap Menteri Intelijen Israel, Katz, dalam wawancara di Tokyo, Jepang.
"Ada perubahan yang bisa dilakukan (terhadap kesepakatan nuklir) untuk memastikan mereka (Iran-red) tidak akan pernah memiliki kemampuan untuk mendapatkan senjata nuklir," imbuh Katz seperti dilansir Reuters, Kamis (26/10/2017).
Menurut Katz, Israel menginginkan kesepakatan nuklir Iran direvisi dengan menghapuskan batasan waktu dan memberlakukan syarat yang lebih ketat demi menghentikan Iran mengembangkan centrifuge atau pemutar yang digunakan dalam pembuatan senjata nuklir.
Beberapa waktu ke belakang, Israel pernah mengambil tindakan sepihak tanpa izin sekutu utamanya, AS. Salah satunya saat melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang diduga reaktor nuklir Suriah pada tahun 2007 dan serangan udara ke Irak pada tahun 1981 silam.
Serangan terhadap Iran dinilai sangat berisiko dan berpotensi memicu serangan balasan serta mengguncang pasar finansial.
Ancaman serangan militer yang dilontarkan Israel ini bisa meraup lebih banyak dukungan bagi AS, namun bisa juga menyerang balik, dengan mendorong golongan garis keras di Iran dan memperluas pertikaian AS dengan sekutu-sekutunya di Eropa.
Katz berada di Jepang dalam rangka mencari dukungan bagi kebijakan keras Trump terhadap Iran. Diketahui bahwa Jepang bergantung pada militer AS dalam menghadapi ancaman Korea Utara dan ancaman lainnya. Namun strategi diplomatik Jepang di Timur Tengah, tempatnya membeli sebagian besar suplai minyak, adalah menjaga hubungan baik dengan semua negara, termasuk Iran. (dtc)