Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada pergeseran titik banjir yang biasa terjadi di Jakarta. Tren terjadinya banjir sudah bergeser dari Bukit Duri ke Kemang, Jaksel.
"Di Jakarta ini banjirnya bergeser ke daerah Kemang. Kalau biasanya daerah Bukit Duri banjirnya sudah relatif ditangani karena normalisasi. Tapi di daerah Kemang, hujan sedikit saja banjir," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2017).
Sutopo menuturkan penyebab Bukit Duri mulai jarang banjir adalah normalisasi di sekitar Kali Ciliwung. Sedangkan wilayah Kemang rawan banjir karena banyak rumah di bantaran sehingga terjadi penyempitan di Kali Krukut.
"Permasalahan kompleksnya menyangkut jumlah penduduk dan tata ruang karena penduduk tidak hanya di bantaran sungai. Tapi juga tinggal di tengah sungai, jadi harusnya lebar sungai 20 meter tinggal 2 meter," jelas Sutopo.
Berdasarkan data yang dihimpun BNPB dalam kurun 2014-2016, terdapat 634 RW dari 125 kelurahan di Jakarta yang rawan banjir. Banjir disebabkan dangkalnya sungai dan lebar badan sungai yang menyempit.
"Faktor penyebab banjir Jakarta lebih dominan disebabkan permasalahan dari hulu bagian tengah maupun wilayah Jakarta sendiri. Terutama sungai yang sempit dangkal dan demikian banyaknya masyarakat yang tinggal di bantaran sungai," tutur Sutopo. (dtc)