Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Blitar - Istana Gebang tak bisa lepas dari kesan sakral. Berbagai koleksi benda kuno yang ada di dalamnya, mengantarkan imajinasi pengunjung pada nuansa romantisme kesakralan. Hingga tak jarang, banyak pengunjung dengan keyakinan tertentu, menggelar ritual di areal Istana Gebang.
Seperti yang ditemui detikcom dari pengunjung asal Bandung hari ini. Lelaki tua itu menyulut ratus di ujung rokoknya. Hingga tersebar aroma wangi dupa seisi ruangan. Namun ternyata, pihak pengelola melarang segala aktifitas semacam itu. Walaupun tidak ada larangan tertulis yang menyatakannya.
"Kami larang, ini tempat bersejarah. Jangan sampai disalah gunakan untuk kepentingan lainnya. Tempat ini dibuka untuk umum supaya masyarakat luas tahu bukti-bukti sejarah. Bukan untuk kegiatan lainnya," tegas seorang petugas Istana Gebang, Yulita Chandra (45) pada detikcom, Kamis (26/10/2017).
Menurut Yulita, dari sekian banyak pengunjung seluruh Indonesia, kebanyakan pengunjung dari Jawa Barat dan Banten yang meminta izin melakukan ritual. Seperti melekan (tidak tidur sehari semalam), atau membakar kemenyan dan menabur kembang di bekas kamar Soekarno.
"Banyak sebenarnya yang minta izin seperti itu. Tapi dengan tegas kami larang, karena ini tempat bersejarah. Bukan tempat pemujaan, dan jangan sampai disalahgunakan," jelas wanita berkulit putih itu.
Seperti saat detikcom bertemu pengunjung asal Bandung yang menyulut ratus di ujung rokoknya. Begitu petugas tahu, pengunjung tersebut langsung disuruh mematikan rokok dan mencelupkan abunya di gelas berisi air.
"Ya memang saya minta segera dimatikan. Karena tadi siswa SD yang berkunjung, pada berlarian ke depan takut dengan bau dupa yang menyebar," ucapnya.
Bagi Yulita, kenyamanan pengunjung saat berada di Istana Gebang menjadi tanggung jawabnya. Karena tak hanya orang tua saja yang datang, melainkan banyak kalangan siswa TK dan SD yang berkunjung ke lokasi bersejarah tersebut.
"Jangan sampai pengunjung yang masih anak-anak itu, punya pemikiran lain ketika memasuki Istana Gebang. Makanya hal-hal seperti itu kita jaga untuk kepentingan bersama," pungkasnya. dtc