Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Berkembangnya ekonomi digital di dalam negeri jadi salah satu penyebab perubahan pola belanja masyarakat. Ini dinilai membuat banyak toko ritel yang tutup, seperti yang terjadi belakangan ini.
Toko ritel yang terpantau tutup di antaranya adalah 7-eleven (sevel), Matahari Departement Store di Pasaraya Blok M dan Manggarai, Lotus Departement Store, dan terakhir yang akan tutup adalah Debenhams.
Sebelum era digital ekonomi berkembang di Indonesia, masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya selalu berbondong-bondong mendatangi pusat perbelanjaan atau ritel.
Saat ini, kebiasaan tersebut mulai terpecah seiring menjamurnya e-commerce atau toko online yang memberikan banyak layanan kepada masyarakat tanpa harus menyambangi lokasi.
"Tapi kalau untuk di sektor konsumsi terpecah antara yang offline dan online," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (27/10).
Dia memastikan, pusat perbelanjaan dan ritel pengaturannya menjadi tanggung jawab Kementerian Perdagangan. Meski demikian, secara keseluruhan industri ini masih dalam pertumbuhan.
"Ritel itu di (Kementerian) Perdagangan, kalau dari segi industri kan industri pasarnya ada yang dalam negeri, ada yang luar negeri, jadi kalau yang sektor fast moving consumer goods memang pasar domestiknya kan memang agak, artinya dari segi industrinya pertumbuhannya tetap," jelas dia. (dtf)