Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Seno (10) berharap-harap cemas menanti kepastian nasib ibundanya, Sani, yang belum ditemukan usai ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang. Tangisnya tidak tertahan saat merindukan kehadiran ibu tercintanya.
Seno bersama ayahandanya, Joko, dan kakak perempuannya menyambangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).
Bocah laki-laki kelas 6 SD ini kemudian berbagi cerita. Seno mencari keberadaan ibunya di beberapa rumah sakit di Tangerang.
"Pukul 09.30 WIB, sama bapak dan kakak dari Salembaran, Tangerang Kabupaten, sudah ke RS Mitra Husada sama ke (RS) yang lain tapi nggak ada. Belum tahu kepastiannya sih di sini (RS Polri), apa di sana," kata Seno mengawali kisahnya.
Menurut Seno, ibunya bekerja di PT Panca Buana Cahaya Sukses itu baru 3 minggu. Ibunya bekerja di pabrik itu bersama bibinya.
Seno mengatakan dirinya sedang belajar ketika ledakan dahsyat terjadi. Para guru kemudian meminta siswa dan siswi SD itu pulang ke rumah. Sekolah Seno tidak jauh dari lokasi ledakan pabrik.
"Dari sekolah kira-kira 100 meter (ke pabrik). Pas lagi sekolah, ibu-ibu pada ngomong ada kebakaran di deket SMP, langsung buru-buru pulang, naruh tas dan ganti baju. Pas di sana (pabrik), saya melihat apinya gede, pas ada ledakan yang gede," ujar bungsu dua bersaudara ini.
Seno mengaku ingin mencari ibunya setelah ledakan maut yang menewaskan 47 orang pekerja tersebut. "Bapak saya sudah di sana (pabrik). Saya ingin ikut mencari ibu di pabrik tetapi nggak boleh masuk. Polisi yang cari," ujar Seno lirih dengan suara tercekat.
Seno yang terbalut baju jeans warna biru itu mengaku tidak mendapat firasat maupun pesan terakhir dari ibunya.Namun, Seno mengaku mengimpikan ibunya malam setelah ledakan yang menjadi sorotan dunia itu.
"Sudah nggak (ada pesan dari ibunya). Tetapi malam habis kejadian itu, saya mimpi Ibu masih ada di situ (pabrik)," kata Seno sambil bercucuran air mata. Seno berdoa ibunya selamat dari ledakan tersebut. "Pengennya ibu selamat sih," tuturnya.
Seno berusaha menutupi kepedihan hatinya. Dia mengusap air matanya dengan tangan kanannya. Melihat adiknya menangis, kakak Seno berusaha menenangkan.
"Sudah..sudah ya soalnya dia sudah menangis," kata kakak perempuan Seno sambil mengajak adiknya pulang.
Ayah Seno, Joko, juga enggan berkomentar. "Sudah ya...sudah ya...," pinta Joko yang berlalu meninggalkan RS Polri.
Ibu, Kau di mana...? (dtc)