Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Polisi menyebutkan proses identifikasi korban kebakaran pabrik kembang api di Tangerang akan memakan waktu lama. Proses identifikasi ini jadi sulit karena level luka bakar yang dialami korban mencapai 100 persen.
"Identifikasi ini bisa memakan waktu bisa berhari-hari. Kalau sudah 100 persen, itu biasanya agak sulit kita mengidentifikasi," ujar Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo di ruang forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (29/10).
Edy menjelaskan dalam proses identifikasi atau disaster victim identification (DVI), pihak kepolisian sudah sesuai dengan standar interpol. Terbakar 100 persen membuat petugas tak dapat mengidentifikasi korban dari sidik jari.
"Kita memakai interpol guide line untuk DVI. Itu identifikasi primer adalah sidik jari. Kalau terbakar semua tentu sidik jari tidak bisa diambil," kata Edy.
Ada beberapa kasus sidik jari bisa diambil namun tidak bisa diidentifikasi jenazahnya. Karena jenazah di bawah umur yang belum memiliki KTP.
"Kalau orangnya belum punya KTP dari mana kita identifikasinya. Nah sidik jari itu. Kendalanya kalau belum punya KTP. Sementara kalau dari ijazah sulit dinilai. Kalau dia di bawah umur itu yang tidak kita punya," jelas Edy.
Selain itu, Edy juga menyebutkan masalah gigi jenazah. Susunan gigi tiap orang tidak sama. Dalam kasus kebakaran ini, Edy mengatakan gigi korban bisa hilang diakibatkan ledakan. Karena trauma, gigi lepas dari gusi.
"Kalau terbakar sangat berat itu bisa lepas dari gusinya. Mahkota gigi bisa hilang. Berarti tidak bisa ditentukan model gigi seperti apa, ukurannya seberapa. Jadi gigi juga agak sulit kendalanya," jelas Edy.
Apalagi tidak banyak dari korban yang memiliki odontogram (peta gigi) dari puskesmas maupun dokter gigi. Jadi jika sidik jari hilang, gigi hilang, tinggal data dari DNA.
DNA bisa mengidentifikasi hingga 100 persen. Namun, jenazah yang hangus terbakar 100 persen sampai dalam dan sudah menjadi arang maka DNA tidak bisa lagi ditemukan.
"Dari jaringan mana pun tidak bisa ditemukan. Tapi nanti masih ada usaha lebih lanjut kita ekstraksi dengan model lebih tinggi bisa tapi biasanya sulit. Itu faktor kesulitannya dari data post mortem," ujar Edy.
RS Polri telah berhasil mengidentifikasi 3 jenazah. Saat ini masih ada 44 jenazah korban ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang yang masih berusaha diidentifikasi.
Kebakaran ini terjadi pada Kamis (26/10) lalu. Ledakan dan kebakaran di PT Panca Buana Cahaya Sukses itu juga menyebabkan 46 orang mengalami luka-luka. Polisi telah menetapkan 3 orang sebagai tersangka di kasus ini.(dtc)