Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Banyuwangi. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur akan terus melakukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso. Pembangunan ini sudah sesuai dengan perencanaan BBKSDA Jatim.
"Pembangunan ini melanjutkan bangunan lama milik negara yang ada di kawasan TWA Ijen. Kami sudah sesuai dengan perencanaan kami. Jadi siapa dan apa yang disinkronisasi? Ini dilakukan untuk peningkatan pelayanan wisatawan yang datang ke Ijen," ujar kepala Balai BKSDA Jatim Ayu Dewi Utari kepada detikcom, Minggu (29/10/2017).
Menurut Ayu, sesuai dengan ketentuan pengelolaan TWA, Kawah Ijen terbagi atas beberapa blok yakni blok Lindung, Rehabilitasi dan Pemanfaatan. Kegiatan wisata dilakukan di blok pemanfaatan yang salah satunya adalah di wilayah Paltuding.
Sementara blok pemanfaatan terbagi menjadi blok publik yang digunakan untuk sarana dan prasarana umum dan blok usaha, yang dapat dikelola untuk ijin usaha pengelolaan jasa sarana wisata alam oleh swasta.
"Pembangunan sarpras yg dilakukan BBKSDA Jatim sebagai otorita pengelola TWA Ijen karena TWA Kawah Ijen adalah konservasi, dilakukan di blok publik dulu areal blok pemanfaatan (paltuding). Pada blok tersebut telah ada dua bangunan terdahulu yang merupakan barang milik negara. Kita lengkapi saran prasarana di sana. Salah satunya adalah pavingisasi sesuai permintaan Bupati Anas," tambahnya.
Sementara untuk skytrain (kereta gantung), kata Ayu, sejak awal sudah dikomunikasikan akan diletakkan berada di blok usaha.
"Bukan di blok publik," tandasnya.
Terkait rencana sinkronisasi, rencananya akan dilakukan pada tanggal 31 oktober 2017 mendatang. Sinkronisasi tersebut nantinya juga akan dihadiri oleh perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Pemkab Banyuwangi, Pemkab Bondowoso dan pengusaha kereta gantung, PT Sura Parama Setia (SPS).
Pembangunan infrastruktur publik di kawasan Kawah Ijen, yang dilakukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur dan pembangunan kereta gantung oleh pengusaha, PT Sura Parama Setia (SPS), butuh sinkronisasi. Ini dilakukan, agar tidak terjadi tumpang tindih pembangunan di kawasan konservasi tersebut.
PT Sura Parama Setia (SPS) merupakan pengusaha yang akan membangun kereta gantung menuju puncak Ijen. Pembangunan ini sudah disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Investasi yang akan ditanam untuk pembangunan kereta gantung tersebut sebesar Rp 400 miliar.
Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), melalui BKSDA Jawa Timur pada tahun ini, akan melakukan pembangunan tersebut, dari Paltuding hingga ke kawasan puncak Ijen.
Pembangunan sarana prasarana tersebut, meliputi pembangunan toilet, musholla, lahan parkir, rest area, pondok perapian, embung air, tandon air, taman bermain, tempat pantau satwa, ruang kesehatan, camping ground, pagar pembatas kawah, perbaikan jalur pendakian dan beberapa fasilitas lainnya.
Untuk tahap pertama ini, akan selesai pada Desember . Selanjutnya akan dilanjutkan pada tahun 2018 dengan total anggaran keseluruhan mencapai Rp 13 miliar. dtc