Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Pasuruan. Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya mulai menginvestigasi kasus ambruknya girder flyover Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) di Kecamatan Grati, Pasuruan. Untuk membantu proses investigasi, tim juga memanfaatkan kamera drone.
Selain menggunakan drone untuk mengambil gambar dari udara, tim yang terdiri 9 orang dibantu beberapa penyidik dari Polres Pasuruan Kota juga tampak memeriksa seluruh bagian tempat kejadian perkara.
"Kami memeriksa semua kondisi yang ada di TKP ini. Mencari kemungkinan-kemungkinan yang ada. Hasilnya nanti akan kami analisa, apakah (pekerjaan) sesuai SOP," kata Kepala Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya, Kombes Agus Budiharta, di lokasi, Senin (30/10/2017).
Saat dicecar apakah ada kesalahan tehnis, kerusakan alat berat bahkan humar error, Agus menegaskan kembali bahwa pihaknya belum bisa memastikan. "Belum bisa dipastikan. Kasus kecelakaan itu kan macam-macam," tandasnya.
Pihaknya juga mengumpulkan seluruh pekerja yang ada di lokasi saat kejadian. "Semua pekerja yang ada di lokasi saat kejadian kami mintai keterangan, mulai tehnisi, tukang las, operator alat, banyak tadi," terangnya.
Proses investigasi bisa memerlukan waktu beberapa hari. Disebutkan Agus, bergantung cukup tidaknya bahan dan barang bukti untuk dianalisa. Sampai saat ini, tim belum mengamankan barang bukti di lokasi. Mereka lebih banyak melihat kondisi, memotret dari segala arah khususnya dari udara menggunakan drone.
Anggota tim juga tampak sibuk mencatat sesuatu yang mereka temukan dan mendiskusikan dengan serius.
Kapolres Pasuruan Kota AKBP Rizal Martomo menjelaskan kronologi ambruknya girder. "Jadi pemasangan girder sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya dan sudah terpasang tiga girder. Saat pemasangan girder keempat, terjadi peristiwa itu yang mengakibatkan seorang meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka," kata Rizal Martomo.
Rizal mengungkapkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang diperiksa, saat pemasangan girder keempat itu, tiba-tiba balok beton sepanjang 50,8 meter dengan berat 100 ton yang tengah diangkat dengan crane itu goyang. Dalam posisi goyang itu akhirnya menabrak tiga girder lain yang sudah terpasang hingga seluruhnya jatuh dan ambruk.
"Peristiwa ini mengakibatkan satu pekerja tewas di lokasi, dan dua lainnya luka patah tulang. Korban meninggal atas nama Heri Sunandar (28) dan dua korban luka-luka patah tulang, yakni Sugiono dan Nurdin," jelasnya.
Selain menimpa pekerja, girder yang terjatuh juga menimpa sejumlah peralatan dan kendaraan di bawahnya. Yakni, dua satu unit motor, satu mobil pikup dan sebuah truk serta satu unit alat angkut beton. (dtc)