Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Solo. Sejumlah toko ritel dan gerai di beberapa daerah, termasuk di Solo, memilih tutup. Hal itu sering dikaitkan dengan lesunya perekonomian masyarakat hingga beralihnya bentuk usaha ke sistem online.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta, Bandoe Widiarto, memastikan kondisi perekonomian di wilayahnya masih stabil. Meskipun, ada gerai di beberapa mal yang tutup.
"Ada beberapa gerai yang tutup. Tapi saya kira bukan karena perekonomian yang lesu, melainkan lebih ke adanya perubahan perilaku konsumen," kata Bandoe di Solo, Selasa (31/10/2017).
Dia menjelaskan, pihaknya telah mengumpulkan para pelaku usaha dari Solo dan sekitarnya. Dari hasil diskusi, disimpulkan bahwa konsumen saat ini lebih banyak mengeluarkan uang untuk hal yang berkaitan dengan gaya hidup.
"Misalnya toko pakaian agak sepi. Tapi di tempat lainnya ramai, seperti kuliner, nonton bioskop. Ada lagi kebiasaan masyarakat yang menghabiskan uang untuk berwisata. Artinya bukan lesu, tapi hanya ada peralihan," ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surakarta bidang Pengembangan Ekonomi Daerah dan Pemberdayaan UMKM, David R Wijaya, mengatakan fenomena tutupnya toko ritel dan mal belum terasa di Solo.
"Gejalanya kayaknya belum. Cuma mungkin volume agak berkurang. Mudah-mudahan enggak berlangsung lama," kata David.
Meski bisnis di Solo masih cenderung stabil, dia meminta para pengusaha segera menyesuaikan perubahan zaman. Dia menyebut, bisnis saat ini telah memasuki peradaban baru.
"Banyak yang kaget dengan sesuatu yang berubah total. Teman-teman ritel yang sudah settle saja goncang," ungkapnya.
"Namun yang terjadi saat ini ada juga yang justru berkembang, seperti perdagangan online, aplikasi online. Pelaku usaha harus segera menyesuaikan, berubah atau tergilas," tutupnya. (dtc)