Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan tahun depan mencapai 12%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan kisaran di tahun ini 8-10%.
"Tadi, perihal pertumbuhan kredit itu kita melihat dari BI pertumbuhan kredit di 2017 itu masih di antara 8-10%. Dan kita melihat bahwa kalau di tahun 2018 akan agak perbaikan di kisaran 10-12%," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam Jumpa Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Pusat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2017).
Masih rendahnya pertumbuhan kredit tahun ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang masih berhati-hati dalam mengambil kredit.
Perusahaan masih melalukan restrukturisasi keuangannya dan perbankan juga berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya karena rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) masih terus ditekan.
"Di Indonesia, tahun 2017 ini memang salah satu tantangan yang sedang dihadapi adalah untuk meyakinkan korporasi dan perbankan bisa menyelesaikan konsolidasi. Dan kita memperhatikan bahwa pertumbuhan kredit yang di bawah dua digit atau di kisaran satu digit adalah salah satu tantangan yang musti dihadapi. Dan ini ada faktor demand yang lemah, dan ada faktor supply dalam arti perbankan masih konsolidasi," kata Agus.
Pertumbuhan kredit di kuartal III dan IV diperkirakan mengalami perbaikan. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan per September 2017 mencapai 7,8% dan diperkirakan bisa mencapai 10% di akhir tahun.
"Kuartal III dan kuartal IV kita lihat kondisi membaik, jadi kita harapkan pertumbuhan kredit membaik," tutur Agus.
Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Fauzi Ichsan menyebutkan kondisi perbankan saat ini cukup sehat. Imbal terhadap aset perbankan (Return of Assets/ROA) juga meningkat dari 2,3% ke 2,4%.
"Sampai September 2017 ROA (Return On Asset) naik 2,3% ke 2,4%. NIM (Net Interest Margin) turun 5,2% ke 4,9%, salah satu tertinggi Asia dan dunia. LDR (Loan to Deposit Ratio) turun 92,2% ke 89%, keadaan likuidtas membaik. Gross NPL 3,1% ke 2,9%," kata Fauzi.dtc