Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku tidak tidur sebelum ada peningkatan berarti dalam hal pariwisata. Ia ingin komponen pariwisata Indonesia lebih gesit.
Pariwisata pada di masa dulu amat lelet sekali pertumbuhannya. Diungkapkan Arief akan berpengaruh ke sektor lainnya.
"Dulu pariwisata kita tumbuh lelet dan berimbas pada semua sektor. Dilihat dari jumlah wisman (wisatawan mancanegara) sekarang, tidak mungkin negara tetangga-tetangga mengalahkan Indonesia jika kita yang sudah besar ini bisa kerja bersama dan lincah seperti ini," kata Arief di Hotel DoubleTree Hotel Jakarta, Rabu (1/11).
"Saya tidak akan tidur sebelum terjadi," tambah dia.
Buktinya, dari data-data yang dipaparkan Arief, pertumbuhan pariwisata melejit. Wisman tumbuh di atas angka 20 persen pada pertengahan tahun 2017
"Kedatangan turis ke Indonesia tumbuh 25, 68 persen, ASEAN hanya 6 persen, dunia 6 persen. Perhitungan dari Januari sampai Agustus 2017," jelas dia.
"Negara tetangga, Malaysia turun menjadi 0,87 persen, Singapura naik 3,83 persen, dan Thailand naik 5,05 persen," tambah dia lagi.
Dari segi perbandingan dengan sektor industri, pada tahun 2013 sebagian besar devisa dikuasai oleh migas. Namun di tahun 2016, pariwisata merangsek ke urutan kedua.
"Urutannya dari pertama yaitu oil gas, coal, cpo, lalu turism di tahun 2013. Pada 2015 oil gas, cpo, coal, turism. Lalu pada 2016 bergeser mulai dari cpo, turism, oil gas baru coal," tegas Arief.
Sekadar diketahui, sejak 2016 Wonderful Indonesia sudah mendapat 22 penghargaan. Kemenpar mengaku tak hanya fokus pada promosi, namun produknya pun juga.
"September lalu dapat penghargaan TTG di Thailand. Maka dari posisi pariwisata, Anda harus tahu sektormu di mana," pungkas dia.(dtt)