Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. Diplomasi perdamaian dan kemanusiaan menjadi salah satu aset terbesar yang dimiliki Indonesia dalam kontribusi di dunia internasional. Hal ini menjadikan Indonesia harus terus berperan sebagai bridge builder di dunia internasional.
"Indonesia punya banyak sekali aset yang dapat dikontribusikan untuk dunia internasional. Aset kita yang paling kuat adalah diplomasi perdamaian dan kemanusiaan," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Gedung Rektorat Universitas Airlangga, Surabaya, Sabtu (4/11).
Menurut Retno, akan aneh apabila Indonesia sebagai negara yang besar tidak berbuat apapun atas beberapa konflik yang terjadi di dunia saat ini. Retno mencontohkan, kawasan Asean yang aman dan damai. Salah satunya karena ada peran Indonesia di dalamnya.
"Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN dan juga sudah diakui leadershipnya, ini jadi kekuatan kita untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan ini," ujarnya.
Meski demikian, Retno mengakui adanya tantangan untuk mempertahankan hal tersebut. Salah satunya karena adanya nasionalisme yang sempit, sehingga menimbulkan radikalisme.
"Kalau terjadi secara masif dapat berdampak besar pada politik global kita," uajrnya.
Untuk mengatasi hal tersebut bukan hanya menjadi tugas pemerintah. dalam kesempatan tersebut, Retno juga mengajak semua pihak untuk berkontribusi.
"Setiap individu WNI dapat memberikan kontribusi yang banyak. Kita punya kewajiban untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi. Ini hal yang semua orang bisa lakukan. Jadi ada yang dilakukan negara, tapi juga ada bagian yang dapat dilakukan masing-masing kita agar ancaman radikalisme akan berkurang," ujarnya.
Sementara itu, hal lain yang juga menjadi perhatian pemerintah dalam kontribusi dengan dunia internasional juga yakni perdagangan manusia dan narkoba.
"Untuk itu, kami terus melakukan sosialisasi pada masyarakat. Mereka dijanjikan sesuatu yang berbeda dengan apa yang akhirnya mereka dapatkan," ujarnya.
Demikian juga dengan narkoba. Dalam kesempatan tersebut, Retno juga kembali menekankan para peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa untuk tidak sedikitpun mencoba narkoba.
"Janji ya sama saya, say no to drugs," pungkasnya.(dtc)