Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Akhir pekan lalu, Komite Anti Korupsi Arab Saudi menangkap 11 pangeran dan 4 menteri akhir pekan lalu. Dikabarkan juga, satu panglima tentara dan beberapa mantan menteri ikut diciduk.
Salah satu pangeran yang ditangkap adalah Alwaleed bin Talal, keponakan Raja Salman bin Abdulaziz. Nama Alwalled sudah tidak asing di dunia investasi dan keuangan global.
Sepupu Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, itu merupakan orang terkaya di Arab Saudi dengan kekayaan US$ 17 miliar atau sekitar Rp 230 triliun.
Alwaleed juga termasuk salah satu orang terkaya dunia yang terkenal dermawan. Sumbangan ke yayasan kemanusiaan sudah sering ia berikan.
Warga Arab Saudi sendiri tidak percaya penangkapan yang dilakukan 'KPK Saudi' itu atas dasar pemberantasan korupsi. Apalagi dengan sosok Alwaleed yang selama ini namanya tidak pernah tersandung kasus.
Bahkan lebih banyak lagi warga Saudi yang percaya pencidukan para pangeran itu lebih kepada penyalahgunaan kekuasan sang putera mahkota demi mengamankan posisi sebelum ia naik takhta.
"Kalau di Amerika, ini seperti menangkap Warren Buffet atau Bill Gates dengan tuduhan korupsi," kata mantan duta besar Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi, Robert Jordan, seperti dikutip CNBC, Selasa (7/11).
"Masyarakat masih bertanya-tanya, tuduhan korupsinya atas dasar apa. Pihak kerajaan harus transparan atas semua ini. Masyarakat berhak tahu kenapa para petinggi kerajaan ini diciduk," jelasnya.
Apalagi penangkapan itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Mohammed diangkat menjadi ketua Komite Anti Korupsi Arab Saudi. (dtc)