Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Roma. Sedikitnya 26 jenazah remaja putri ditemukan mengapung di Laut Mediterania, dekat wilayah Italia. Otoritas Italia tengah menyelidiki penyebab kematian remaja-remaja itu.
Seperti dilansir CNN, Selasa (7/11), remaja-remaja yang ditemukan tewas itu diperkirakan berusia antara 14-18 tahun. Mereka diyakini merupakan imigran dari Niger dan Nigeria yang ada di Benua Afrika.
Para ABG itu diduga nekat menempuh pelayaran berbahaya dari Libya menuju Eropa pada akhir pekan kemarin.
Dituturkan Kepala Kepolisian Salerno, Lorena Ciccotti, kepada CNN, autopsi akan dilakukan terhadap puluhan jenazah itu. Para koroner kemudian akan menyelidiki apakah remaja-remaja itu sempat mengalami praktik penganiayaan atau kekerasan seks atau tidak.
Jenazah para ABG itu ditemukan di area dekat sebuah perahu karet berukuran kecil dan mudah rapuh, yang telah tenggelam saat petugas penyelamat tiba. Tidak dijelaskan lebih lanjut penyebab tenggelamnya perahu itu.
Relawan kemanusiaan yang mendatangi lokasi menceritakan situasi yang penuh kengerian: para korban selamat berpegangan pada badan perahu yang nyaris tenggelam, dengan jenazah para ABG mengapung di sekitar mereka.
Penyelamatan para korban selamat dan evakuasi jenazah para ABG ini merupakan salah satu dari empat operasi yang dilakukan di Laut Mediterania sepanjang akhir pekan. Total, ada 400 orang yang dievakuasi ke dalam kapal Spanyol, Cantabria, dan dibawa ke pelabuhan Salerno, Italia.
Di antara mereka yang diselamatkan, terdapat sekitar 90 wanita dan 52 anak-anak, termasuk seorang bayi yang berusia seminggu.
Libya yang ada di Afrika Utara ini memang dikenal sebagai pos keberangkatan bagi para imigran yang ingin mengungsi ke Benua Eropa. Kebanyakan mereka yang ingin mengungsi berasal dari kawasan Sahara Afrika, yang melarikan diri dari konflik dan penindasan. Sedangkan yang lain biasanya berasal dari negara-negara miskin di Afrika, yang rela menempuh perjalanan berbahaya demi mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih baik.
Di sisi lain, Libya juga menjadi markas bagi sindikat penyelundup manusia, yang praktiknya seringkali tidak diawasi karena kurang efektifnya pemerintahan Libya saat ini. Pada Senin (6/11) waktu setempat, Kepolisian Italia menangkap dua pria, yang berasal dari Mesir dan Libya, terkait dugaan menyelundupkan manusia.
Sejak awal tahun ini, sekitar 2.839 imigran tewas saat berusaha menyeberang Laut Mediterania. Organisasi Migrasi Internasional (IOM) menyebut ada sekitar 150.982 imigran yang mencapai pantai Eropa sepanjang tahun ini, dengan 74 persen di antaranya tiba di wilayah Italia. (dtc)