Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Duel PSM Makassar vs Bali United tak cuma menghadirkan ribut-ribut antara dua pemain dari tim yang sama melainkan juga kericuhan yang turut melibatkan suporter.
Pertandingan Liga 1 antara dua tim yang sedang terlibat dalam perebutan gelar juara itu dihelat Senin (6/11/2017) malam di Stadion Andi Mattalatta. Gol dari Stefano Lilipaly di injury time membuat Bali United pulang dengan kemenangan 1-0.
Sebelum itu, tepatnya di akhir babak pertama, Lilipaly sendiri sempat terlibat insiden dengan Sylvano Comvalius yang merupakan rekan satu timnya sendiri. Setelah sebuah aksi dorong, keduanya terlihat cekcok dan adu mulut.
Laga ini memang berlangsung panas sampai akhir. Suporter PSM yang diduga kecewa dengan hasil pertandingan pun melakukan pelemparan botol ke arah lapangan. Bahkan mereka juga sempat masuk ke dalam lapangan sehingga keadaan tak kondusif.
Menurut Media Oficer Bali United Ngurah Made Wirya Dharma, sebelum itu pihaknya juga mengalami perlakuan tidak mengenakkan ketika sedang merayakan gol Lilipaly di menit ke-94.
"Yang terjadi di depan mata kepala saya adalah salah satu staf pelatih PSM memukul Ricky Fajrin dari belakang sehingga Ricky memar di bagian wajah. Ada juga lemparan botol dari depan bench ke arah bench," kata Wirya kepada detikSport, Selasa (7/11).
"Ada insiden pemukulan terhadap (I Gede) Sukadana oleh salah satu panpel, yang membuat Sukadana juga bengkak di wajah. Tapi saya sendiri tidak lihat persis kejadiannya. Saya lihatnya Sukadana sudah emosi lalu mengejar salah satu panpel tersebut," ucapnya.
Kubu Bali United pada prosesnya harus meninggalkan lapangan dengan dievakuasi akibat adanya hujan lemparan botol dari arah tribun penonton. Sempat tertahan di ruang ganti selama satu jam, mereka akhirnya diangkut dengan mobil rantis.
"Kami juga sempat ditahan di markas Brimob di sana, satu jam setelah itu kami baru ke hotel," tutur Wirya.
Seluruh rangkaian kejadian itu saat ini telah dilaporkan Bali United kepada match commissioner di laga tersebut. PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator liga, diharapkan bakal bertindak tegas.
"Kami juga akan bersurat kepada LIB (tentang kejadian ini)," ujar Wirya.
Sementara itu pelatih Bali United Widodo C. Putro turut berkomentar mengenai tindakan suporter tim tuan rumah di laga tersebut. Ia menegaskan pentingnya edukasi agar suporter tidak lagi bersikap seperti itu di masa depan.
"Saya berharap marilah bersama memajukan sepakbola. Jangan sampai karena kalah mereka anarkis. Saat ini yang penting adalah edukasi," kata Widodo.
"Bagaimana menanamkan jiwa sportivitas dan respek. Mungkin dimulai dari sekolah-sekolah, seperti yang dilakukan Bali United yang melakukan edukasi ke sekolah anak-anak. Karena anak-anak itu kan generasi suporter selanjutnya," ucap pelatih 46 tahun itu.dtc