Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Riyadh. Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, menuding Iran melakukan agresi militer terhadap kerajaan Saudi. Tudingan ini terkait kecurigaan Iran menyuplai roket kepada kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang sedang dilanda konflik.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Selasa (7/11/2017), pernyataan Pangeran Mohammed ini disampaikan saat dia berbicara via telepon dengan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson. Keduanya membahas soal serangan rudal dari wilayah Yaman ke Riyadh, Saudi, akhir pekan kemarin.
"Keterlibatan Iran dalam menyuplai rudal kepada Al-Houthi merupakan agresi militer langsung oleh rezim Iran," ucap Pangeran Mohammed seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency (SPA).
Lebih lanjut, Pangeran Mohammed menyebut suplai roket kepada Houthi yang didukung Iran bisa 'dianggap sebagai aksi perang terhadap Kerajaan' Saudi.
Pada Sabtu (4/11), Angkatan Udara Saudi mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan ke Riyadh dari wilayah Yaman yang dikuasai kelompok pemberontak Houthi. Baik Saudi maupun Amerika Serikat (AS) menuding Iran, sekutu Houthi, terlibat dalam serangan itu. Iran telah menyangkal tudingan itu dan menyebut pernyataan Saudi dan AS sebagai pernyataan yang 'provokatif dan menghancurkan' serta bersifat 'fitnah'.
Dalam wawancara dengan CNN, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, menuding militan Hizbullah dari Libanon yang menembakkan rudal itu dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Rudal yang ditembakkan ke arah ibu kota Riyadh itu jatuh di area sebelah utara bandara setempat.
"Terkait rudal ... yang diluncurkan ke wilayah Saudi, itu merupakan sebuah rudal Iran yang diluncurkan oleh Hizbullah dari wilayah yang diduduki Houthi di Yaman," sebut Al-Jubeir.
Menurut Al-Jubeir, rudal itu mirip dengan rudal yang diluncurkan ke Saudi pada Juli lalu. Al-Jubeir menyebut rudal itu diproduksi di Iran, dibongkar dan diselundupkan ke Yaman, lalu dirakit kembali oleh personel Garda Revolusioner Iran dan Hizbullah. "Kemudian diluncurkan ke Arab Saudi," ucapnya.
Menanggapi serangan rudal itu, Saudi menutup seluruh perbatasan Yaman, baik udara, darat maupun laut. Langkah ini diperkirakan akan semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang kini melanda Yaman. PBB menyebut konflik Yaman membuat sekitar 7 juta orang berada di ambang kelaparan dan nyaris 900 ribu orang terinfeksi kolera. (dtc)