Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Texas. Peristiwa penembakan massal di gereja First Baptist Church di Sutherland Springs, Texas, Amerika Serikat, menewaskan 26 orang. Sebanyak 8 orang korban yang meninggal dunia sudah teridentifikasi.
Dilansir dari AFP, Kamis (9/11), pengunguman tersebut disampaikan Wakil Presiden AS Mike Pence saat bertemu dengan korban selamat dan keluarga korban. Rencananya, Pence juga akan menghadiri ibadah malam.
Adapun korban tewas dalam peristiwa tersebut berusia antara satu hingga 77 tahun. Di antaranya terdapat anak yang belum lahir dari seorang ibu hamil bernama Crystal Holcombe.
Anggota keluarga Holcombe lainnya juga menjadi korban dalam peristiwa itu, yakni Nuh Holcombe.
Dalam peristiwa itu, terdapat 20 orang lainnya yang mengalami luka-luka. Salah satu warga yang terluka, Roseanne Solis mengatakan kepada San Antonio Express-News, bahwa dia dan warga lain meringkuk di bawah bangku saat pria bersenjata itu melakukan penembakan membabi buta.
Roseanne mengatakan dia sempat mendengar suara anak laki-laki meneriakan nama ibunya saat penembakan tersebut berhenti, namun tidak ada tanggapan. Selanjutnya penembakan itu kembali berlanjut.
"Saya tahu jika saya pindah, maka saya akan mati. Saya merasa bersalah karena saya bertahan dan semua anak kecil ini tidak memiliki kesempatan," ujar Roseanne kepada koran tersebut seperti dikutip AFP.
Sementara itu ada 7 anak meninggal dunia ketika tim evakuasi tiba. Salah satunya Emily Garcia (7) yang meningggal di rumah sakit.
Pelaku penembakan yang bernama Devin Patrick Kelley tewas karena luka tembakan di kepala oleh dia sendiri.
Sementara itu legislator negara bagian Texas, Nicole Collier mengatakan isu kekerasan senjata harus mulai ditangani. Sebab banyaknya peristiwa serupa terjadi di AS.
"Kita harus memulai proses menangani kekerasan senjata, dan kita harus melakukannya hari ini," ujar Nicole saat konferensi pers di Ibu Kota negara bagian Austin.
Sebelumnya, pelaku penembakan brutal di gereja Texas, Amerika Serikat (AS), Devin Patrick Kelley pernah melarikan diri dari fasilitas kesehatan mental pada tahun 2012. Di tahun yang sama, diketahui, Kelley juga pernah dinyatakan bersalah oleh pengadilan militer Angkatan Udara AS atas kasus kekerasan dalam rumah tangga karena menyerang istri dan anak tirinya.(dtc)