Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Da Nang. Di sela acara pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Da Nang, Vietnam, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia, Steven Ciobo.
Pada pertemuan bilateral yang berlangsung tertutup tersebut, perwakilan dari kedua negara membahas topik khusus mengenai perundingan kesepakatan perjanjian kemitraan komprehensif Indonesian-Australia atau Indonesian Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), dalam rangka meningkatkan kerja sama perdagangan antara kedua negara.
Enggar mengatakan, dalam pertemuan itu sejumlah poin yang masih menjadi kajian dalam kesepakatan perundingan IA-CEPA dibahas, tapi tak berkomentar tentang rincian negosiasi. Namun kedua negara sepakat, perundingan IA-CEPA tetap harus rampung tahun ini. Di mana pada Minggu depan dijadwalkan akan ada pertemuan selanjutnya antara kedua kepala negara di Jakarta untuk merampungkan negosiasi kesepakatan.
"Kami akan berusaha sekeras mungkin agar perundingan Indonesia-Australia CEPA bisa diselesaikan pada tahun ini. Putaran berikutnya akan berlangsung di Jakarta minggu depan. Dan tadi dibahas sedikit, kira-kira apa yang harus dicapai minggu depan, kalau kami mau menyelesaikan perundingan ini pada tahun ini juga," katanya saat ditemui di Furama Ressort, Da Nang, Vietnam, Kamis (9/11).
Menurut Enggar, pertemuan bilateralnya dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia, Steven Ciobo masih menyisakan beberapa hal yang harus dibahas. Sebelum mengadakan pertemuan kembali di Jakarta pada minggu depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia pada 11 November mendatang terkait hal ini dalam lawatannya pada acara APEC di Da Nang.
"Jadi ada beberapa kesepakatan dan langkah-langkah yang diambil dan ada kemungkinan nanti Mendag Australia akan berkunjung ke Indonesia. Tapi masih dibicarakan, bagaimana kira-kira memanfaatkan momentum perundingan di Jakarta untuk kedua Menteri mendorong lebih kuat lagi proses penyelesaian perundingan ini," tutur Enggar.
"Tentunya tadi ada sedikit pembicaraan mengenai apa yang bisa diberikan oleh Indonesia dan apa yang bisa diberikan Australia dalam proses perundingan, tapi intinya kita ingin perjanjian yang kita sepakati bermanfaat bagi Indonesia dan juga sebaliknya," tambahnya.
Adapun IA-CEPA diharapkan menjadi titik awal kebangkitan hubungan ekonomi Australia dan Indonesia. Jika disepakati, IA-CEPA akan menjadi perjanjian dagang dan investasi bilateral kedua yang dinegosiasi Indonesia dengan sukses setelah perjanjian dengan Jepang di tahun 2008.
Indonesia yang berpopulasi 250 juta jiwa hanya menjadi mitra dagang nomor 12 bagi Australia. Padahal kedua negara secara geografis bertetangga di wilayah yang secara ekonomi paling dinamis di dunia.
Hal tersebut terlihat dari volume perdagangan antara Australia dan Indonesia yang masih sangat rendah. Sejauh ini, total perdagangan bilateral Indonesia dan Australia di tahun 2016 mencapai US$ 8,5 miliar. Di mana Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar US$ 2,1 miliar lewat ekspor sebesar US$ 3,2 miliar dan impor sebesar US$ 5,3 miliar.
Perjanjian perdagangan ini pun diharapkan mampu meningkatkan kerja sama dan keadilan perdagangan antara satu sama lain tanpa merasa ada yang dirugikan.
"Jadi memang kita mencoba melihat keseimbangan yang paling baik buat Indonesia utamanya seperti apa. Ini masih lebih lanjut harus dibicarakan dengan Kementerian dan Lembaga di Jakarta," pungkas Enggar.(dtf)