Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kasiah Supatmo (92) duduk di kursi rodanya sambil memandangi patung Garuda Pancasila di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ini adalah pertama kalinya dia mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan dengan menggunakan kursi roda.
Anak ketiganya, Tri Purwaningsih, yang berkerudung merah panjang, kali ini menemani Mbah Patmo. Sesekali Mbah Patmo disalami sampai diberi hormat oleh para wanita pejuang yang juga ikut upacara.
"Saya jatuhnya kan tanggal 23 Desember 2015, pulang dari Gedung Joang. Ke belakang, nyuci bekas makan, eh jatuh kepeleset, jadi begini," kata Mbah Patmo bercerita sembari menunggu upacara dimulai, Jumat (10/11/2017) pagi.
Sebetulnya Mbah Patmo diminta operasi oleh dokter yang menanganinya. Tetapi juru rawat pada masa penjajahan itu menolaknya.
Sesekali ceritanya diselingi canda. Suaranya masih jelas terdengar meski suasana lapangan utama TMP Kalibata cukup riuh menjelang upacara.
Mbah Patmo enggan menyebutkan nama rumah sakit tempat dia dirawat. Tetapi dia cukup banyak mengenal dokter, baik yang masih bertugas maupun pensiun.
"Apa temanmu yang dokter-dokter itu nggak malu, masak mbah-mbah ininya (menunjuk ke pinggang) mau di-odel-odel? Iya mau dibelek-belek, saya bilang. Pada ketawa," kata Mbah Patmo.
Untuk biaya kesehatan, Mbah Patmo merasa sudah cukup dari dana pensiun yang diterima. Dia bersyukur masih menerima uang pensiun, pensiun janda pejuang, dan pensiun kehormatan setiap bulannya.
Mbah Patmo sebetulnya sangat ingin bertemu dengan Presiden Jokowi dan berbincang. Dia pernah mendapat kesempatan itu saat upacara yang sama pada 2015 di Surabaya. Tetapi pertemuan kala itu, ketika belum memakai kursi roda, hanya berlangsung singkat.
"Kalau ketemu Pak Jokowi ya bilang mau minta rumah, minta gubuk. Hanya itu sajalah yang diminta," tutur Mbah Patmo sambil tersenyum.
Saat ini Mbah Patmo tinggal di rumah dinas yang terletak di bilangan Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ada kekhawatiran dirinya bila rumah itu harus ditempati oleh orang lain karena perintah negara. Sehingga dia berharap bisa diberi tempat tinggal meski sederhana oleh Jokowi.
Mbah Patmo tinggal bersama anak kelimanya, Priyo. Namun, ketika anaknya bekerja, dia sendirian di rumah.
Sesaat kemudian ada pemberitahuan upacara akan segera dimulai. Mbah Patmo memilih posisi di paling depan dengan kursi rodanya yang sudah agak berkarat itu.
Sempat dia berpesan buat generasi penerus. Senyum Mbah Patmo terus tersimpul selagi memberi pesan itu.
"Pesan-pesan, semoga saja dengan perjuangan terdahulu dicontoh dan dipatuhi apa yang dilakukan generasi tua," ungkap Mbah Patmo. (dtc)