Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Da Nang. Dalam lawatannya ke konferensi tingkat tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Da Nang, Vietnam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan APEC Advisory Business Council dengan para kepala negara anggota APEC di Furama Resort, Da Nang, VietNam, Jumat (10/11). Di situ hadir sejumlah kepala negara anggota APEC, mulai dari Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Dalam pertemuan yang dihadiri juga oleh perwakilan ABAC (The APEC Business Advisory Council) Indonesia tersebut, Jokowi menggarisbawahi soal kesenjangan dan ketimpangan yang harus terus ditekan ke depannya, khususnya dengan berakhirnya Bogor Goals yang menjadi visi APEC setelah 2020.
"Di sini Pak Presiden menyuarakan sesuatu yang sangat menarik. Karena selama ini orang selalu bicara tentang trade dan investment yang memang selalu naik dari 25 tahun yang lalu tapi isu tentang ketimpangan, kesenjangan, ini ternyata ada di mana-mana, bukan cuma negara berkembang, negara maju juga," ucap Ketua ABAC Indonesia Anindya Bakrie saat ditemui di Furama Resort, Da Nang, Vietnam, Jumat (10/11).
Selain itu, Presiden Jokowi kata dia juga menyampaikan bahwa wilayah negara anggota APEC yang dua pertiga adalah air, tapi yang dibicarakan mengenai trade dan investment itu umumnya hanya fokus ke darat. Jokowi pun mengungkapkan betapa pentingnya pembangunan ke arah maritim ke depannya.
"Di sini Presiden mengatakan bahwa maritime economy atau namanya apapun blue economy itu sangat penting, bukan saja buat konektivitas mengurangi biaya pengiriman dan lain-lain, tapi lebih dari itu juga dapat membuat aquacultur itu berkembang," jelas Anindya.
Dalam forum yang dihadiri oleh 21 pemimpin APEC, Tuan rumah Vietnam sendiri menyampaikan lima isu besar yakni mengenai visi APEC setelah 2020, yakni konektivitas, financial inclusion, lalu juga UMKM dan yang terakhir sustainable development.
"Inilah yang merupakan hal-hal yang kita dorong dan pak Presiden garis bawahi dan mudah-mudahan kalau dengar hasil komunikasinya itu berbau inclusive growth, ya kita boleh bangga. Kalau berbau maritime economy juga mesti bangga. Dan saya rasa Indonesia ini contoh yang baik tapi mempunyai size. Karena di APEC ini sehabis China, Amerika Serikat, sizenya yang gede adalah Indonesia. Di sinilah kita berbagi dan mudah-mudahan membuat visi baru 2020," tukasnya.
Beberapa rangkaian agenda APEC masih akan diikuti oleh Presiden Jokowi di Da Nang, Vietnam. Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja kali ini Seskab Pramono Anung, Wamenlu AM Fachir, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala BKPM Thomas Lembong.(dtf)