Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedsnBisnis - Magelang. TNI Angkatan Darat mengaku mengedepankan upaya persuasif dalam menangani kasus penyanderaan warga di Papua. Hal itu dilakukan dengan tujuan menyadarkan para pelaku agar dengan kesadaran membebaskan sandera di sana.
"Dalam penanganan hal ini (penyanderaan warga), kita menggunakan cara-cara persuasif, tidak menggunakan cara kekerasan," jelas Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Mulyono, usai menandatangani prasasti tulisan tangan Presiden Soekarno di Akademi Militer Magelang, Sabtu (11/11).
Dia mengatakan, sejauh ini pihak TNI telah menyiapkan pasukan di Papua bersama dengan Polri.
"Yang jelas saya siapkan pasukan. Pasukan di sana sudah ada dan sudah terjadi negosiasi. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," kata Mulyono.
"Jumlah personel adalah, ada banyak. Gabungan dari Polri, Brimob," imbuhnya.
Mulyono menambahkan, pasukan yang diterjunkan ke Papua adalah personel dengan kemampuan khusus.
"Kita banyak penugasan satuan di sana, kita punya satuan penugasan, satuan lain yang juga punya kemampuan untuk itu. Sehingga untuk melakukan tugas ini ya kita pilih orang-orang yang memang punya spesifikasi atau kemampuan itu," tegasnya.
Seperti yang diketahui Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyandera sekitar 1.300 orang warga dari dua desa di Mimika Papua. Yakni warga Desa Kimbely dan Desa Banti. (dtc)