Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Prinsip pantang menyerah dan putus asa dipegang teguh AKBP Teguh Yuswardhie, sang pelopor pembangunan jembatan Budi Dhamma Bhayangkara (BDB) 95, di Dusun Padang Laut, Desa Tanjung Medan, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut.
Perwira polisi yang kini menjabat sebagai Wadir Ditreskrimum Polda Jatim ini kembali berhasil memprakarsai perbaikan jembatan BDB 95, yang sebelumnya ambruk tak lama setelah selesai didirikan.
"Alhamdulillah, jembatan BDB 95 itu sudah bisa digunakan kembali oleh warga dan anak-anak sekolah di desa itu," ujar AKBP Teguh Yuswardhie saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Sabtu (11/11/2017).
Mantan Kapolres Labuhanbatu itu menceritakan, pembangun jembatan BDB 95 ini diawali dari laporan personil Babinkamtibmas yang menyampaikan keluh dan kesah masyarakat Desa Tanjung Medan tentang kondisi jembatan gantung yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Jembatan berlantai papan itu, sudah rusak parah hingga sangat berisiko jika dilewati.
Berdasarkan laporan itu, maka dia pun berinisiatif untuk menggalang rekan dan kerabatnya agar menjadi donatur untuk membuat jembatan baru di Desa Tanjung Medan tersebut.
"Dan Allhamdulillah, inisiatif saya itu disambut baik. Banyak para rekan dan kerabat yang rela menjadi donatur dengan memberi sumbangan dan dukungan guna pembangunan jembatan ini," ungkapnya.
Bahkan kata Teguh, proses pengumpulan dana untuk pembangunan jembatan itu tak memakan waktu yang lama. Setelah dilakukan survei pada Desember 2015, jembatan itupun langsung dibangun pada awal Januari 2016 dan telah rampung pada April 2016.
"Setelah rampung, jembatan inipun kita beri nama Budi Dhamma Bhayangkara, di mana Budi artinya kebaikan, Dhamma artinya ajaran, Bhayangkara adalah polisi dan 95 adalah mewakili saya sebagai polisi angkatan tahun 1995," jelasnya.
Namun pasca peresmian jembatan pada Mei 2016, musibah pun melanda. Jembatan yang perbaikannya menghabiskan anggaran sekitar Rp 800 juta itu ambruk karena dilewati mobil pickup pengangkut buah kelapa sawit. Padahal, jembatan BDB 95 tersebut hanya khusus untuk dilalui sepedamotor dan pejalan kaki saja.
Kesal dan kecewa tentu dirasakan AKBP Teguh Yuswardhie sebagai pelopor pembangunan jembatan tersebut. Namun hal itu rupanya tak membuatnya putus asa begitu saja.
Meski saat itu AKBP Teguh Yuswardhie mendapat promosi jabatan sebagai Wadir Ditreskrimum di Polda Jatim, atau berpindah tugas dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa, namun ia tetap berupaya agar jembatan di Desa Tanjung Medan tersebut dapat berdiri kembali.
Upaya itu rupanya membuahkan hasil. Banyak para donatur baik kelompok maupun perorangan kembali berpartisipasi untuk perbaikan jembatan BDB 95 tersebut. Kini, jembatan yang sempat ambruk tersebut telah kembali berdiri kokoh dan sudah dapat digunakan oleh warga dan anak-anak sekolah di sana.
"Ini saya lakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Karena bagi saya, Polisi bukan sekedar profesi, tetapi juga suatu jalan untuk mengabdi," ucap AKBP Teguh Yuswardhie.
Polisi yang dikenal berjiwa dermawan itu lebih jauh mengatakan kalau lebar jembatan BDB 95 tersebut memang sedikit diperkecil ukurannya setelah dilakukan perbaikan. Hal itu sebagai upaya pencegahan agar kendaraan roda empat tidak lagi dapat melintas di jembatan itu.
"Jadi jembatan itu akan bertahan lama, karena kendaraan roda empat sudah tidak bisa lagi melintasi jembatan," ungkap suami dari Ny Tetty Teguh Yuswardhie tersebut.
Meski begitu, polisi yang hobi bermain catur ini tetap berharap kepada masyarakat Desa Tanjung Medan agar senantiasa menjaga dan mempergunakan jembatan DBD 95 tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Ini rezeki masyarakat Desa Tanjung Medan. Jadi, silahkan dipergunakan, namun tetap dijaga," ucapnya.