Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bunga simpanan di perbankan terus mengalami penurunan sejak bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate berada di level rendah. Tapi jumlah dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan yang ada terus mengalami peningkatan.
Dari data lembaga penjamin simpanan (LPS) per Agustus 2017 jumlah simpanan orang kaya atau jumlah simpanan di atas Rp 2 miliar naik signifikan jumlah rekeningnya tercatat 1.595 dan nominalnya naik Rp 4,1 triliun. Dengan total simpanan Rp 14.49 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan ini menandakan masyarakat yang memiliki dana berlebih untuk menyimpan, bukan dibelanjakan. "Ada kecenderungan orang kaya menyimpan uangnya di perbankan, memang dalam jangka pendek," ujar dia, Senin (13/11).
Dia menjelaskan faktor utama orang kaya menahan belanja dan memilih simpan uang di bank karena mereka khawatir kinerja ekonomi ke depannya kurang prospektif.
Menurut dia hal yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat adalah kurs rupiah yang melemah, lalu dengan penurunan cadangan devisa (cadev) yang signifikan pada oktober.
"Mereka juga lihat banyak toko ritel tutup dan pengangguran naik 10 ribu orang per Agustus 2017," kata dia.
Menurut dia, menjelang akhir tahun kebijakan pajak dinilai makin agresif. Pengusaha yang ikut tax amnesty kebingungan karena mereka masih diburu pajak.
Selain itu kondisi politik jelang pilkada serentak juga turut mempengaruhi. Isu Sara di pilkada Jakarta membuat kepercayaan pengusaha turun. Untuk berjaga jaga uangnya ditaruh di bank.
Menurut dia, solusinya memang perbaikan kinerja perekonomian dengan perbaikan daya beli serta stabilisasi kurs rupiah. Kemudian pemerintah harus bangun iklim perpajakan yang kondusif agar orang kaya kembali belanja dan investasi.
"Terakhir stabilitas politik juga penting. Jangan buat kebijakan yang aneh aneh yang bisa menimbulkan kegaduhan misalnya rencana integrasi tarif listrik 900, 1300, dan 2200 va jadi satu tarif. Itu membuat khawatir pengusaha karena tarif listriknya kemungkinan naik," jelas dia.(dtf)