Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bandung. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membeberkan betapa banyaknya tantangan yang harus dihadapi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu tantangannya adalah menyelesaikan illegal fishing di Indonesia.
Di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Susi mengungkapkan Indonesia ini adalah negara dengan panjang laut nomor dua terbesar di dunia setelah Kanada. Namun selama 70 tahun pemerintah lupa untuk memanfaatkan potensi besar tersebut.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya pencurian ikan yang dilakukan oleh kapal-kapal asing. Jutaan ton ikan dicuri setiap tahunnya membuat hasil tangkapan ikan Indonesia terus berkurang. Di Asean saja Indonesia hanya mampu menempati urutan ke tiga sebagai pengekspor ikan.
"Panjang laut besar yang kita punya tidak tercermin dalam (industri) perikanan kita. Ekspor perikanan kita cuma menempati urutan 3 di ASEAN. Survei 2003-2013 juga ada 115 eksportir legal yang tutup karena bahan baku turun," kata Susi, saat memberi kuliah umum, di Unpas Bandung, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Selasa (14/11).
Demi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Susi mengaku terus berupaya melakukan perbaikan. Satu persatu masalah coba dia urai melalui kebijakan berani dan tegas melalui penenggelaman kapal para pencuri ikan.
"Saya bicara ke Presiden. Saya bilang soal UU perikanan yang di dalamnya ada aturan yang bisa menenggelamkan kapal," kata Susi.
Hal itu mendapat dukungan dari Presiden. Meski tidak sedikit juga yang menganggap bila kebijakannya tidak akan berdampak. Terlebih lagi lobi-lobi dari sejumlah pihak yang mencoba menggoyang kebijakannya tersebut.
"Tapi saya terus berusaha. Saya undang para duta besar dari Thailand, Australia dan negara lainnya untuk membicarakan hal ini. Dan mereka mendukung," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, Susi menyatakan kebijakannya tersebut mulai berdampak positif. Ikan hasil tangkapan meningkat membuat stok ikan juga menjadi melimpah.
"Stok ikan 2014 hanya 6,5 juta sekarang menjadi 12,5 juta. Konsumsi ikan juga naik 7 kg per kapita. Impor kita turun. Jadi pada survei 2003-2013 jumlah nelayan turun, tangkapan turun, stok turun tapi impor naik, sekarang berubah. Stok ikan banyak, konsumsi juga meningkat," ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak kepada semua civitas akademik Unpas untuk bersama-sama menjaga potensi laut Indonesia. (dtf)