Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Sydney. Tantangan berat tak hanya dirasakan oleh para pelaku industri ritel di Indonesia. Perusahaan ritel di Australia juga bernasib serupa. Bahkan merek ritel sekelas internasional seperti Zara ikut goyah.
Melansir dari The Sydney Morning Herald, Rabu (15/11), Grup Zara tengah mempertimbangkan untuk memutus kontrak sewa tempat di pusat perbelanjaan Robina QIC di Gold Coast. Padahal sebelumnya Grup Zara cukup masif dalam pembukaan cabang di Australia.
Agen penyewa ritel menyebutkan bahwa, saat ini hanya tinggal menunggu waktu untuk melihat bagaimana nasib brand internasional itu dengan keputusan yang dibuatnya.
Diberitakan juga, pada awal tahun ini ritel pakaian lainnya Forever21 telah melakukan penutupan toko di Sydney's Pitt Street Mall, Macquarie Centre dan Brisbane. Ada beberapa pihak yang juga menyebutkan bahwa toko ritel internasional juga menahan penambahan cabang baru di Australia.
Zara juga memiliki toko di Pitt Street Mall. Toko tersebut dibuka pada 2011. Minat pengunjung sangat tinggi. Bahkan karyawan membutuhkan staf keamanan untuk mengendalikan antrian.
Toko-toko ini memang tetap menjadi penyewa yang paling menguntungkan bagi pusat perbelanjaan. Namun saat ini mereka mulai merasakan daya beli konsumennya mulai melamban.
Tahun lalu Zara juga membuka gerai di Pacific Fair di Broadbeach di Gold Coast dan memiliki situs unggulan di CBD Brisbane. Ada 15 toko mode Zara di seluruh Australia dan dua gerai Zara Home yang terpisah.
Perusahaan asal Spanyol tersebut merupakan merek internasional besar pertama yang tiba ada di negara tersebut. Zara datang dengan peluncuran toko yang sangat banyak. Namun karena kondisi industri ritel yang terganggu perusahaan memutuskan untuk menyaring lokasinya dan tetap berkomitmen ada di Australia.(dtc)