Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Singapura. Insiden tabrakan dua kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Singapura ditangani dengan sangat serius. Terakhir kali, insiden tabrakan semacam ini terjadi sekitar 24 tahun lalu di Singapura.
Seperti dilansir media lokal Singapura, Channel News Asia, Rabu (15/11), terakhir kali insiden MRT tabrakan terjadi tahun 1993, atau lebih dari dua dekade terakhir. Insiden yang dimaksud terjadi pada 5 Agustus 1993 di stasiun Clementi yang memicu 156 korban luka.
Dalam insiden tahun 1993 itu, salah satu rangkaian kereta menabrak bagian belakang rangkaian kereta lainnya.
Panel penyelidikan independen saat itu menemukan fakta bahwa tabrakan itu dipicu oleh tumpahan minyak sebanyak 50 liter dari sebuah lokomotif yang sedang menjalani perawatan. Lokomotif itu menjalani perawatan dari pukul 05.00 pagi saat hari kejadian.
Usai temuan fakta itu, pihak SMRT -- operator MRT Singapura -- merevisi prosedur operasionalnya dengan mewajibkan para staf untuk memeriksa dan memastikan setiap rel dan peron bebas dari tumpahan minyak. Dalam kasus terjadi tumpahan minyak, rangkaian kereta yang sedang berhenti di stasiun tidak akan berangkat hingga rangkaian kereta yang ada di depannya telah meninggalkan stasiun.
Dalam insiden terbaru yang terjadi Rabu (15/11) pagi waktu setempat, penyebabnya belum diketahui pasti. Pihak SMRT dan Otoritas Transportasi Darat (LTA) masih melakukan penyelidikan. "SMRT dan LTA masih menyelidiki insiden ini," demikian pernyataan pihak SMRT melalui akun Facebook resminya.
Rangkaian kereta yang sedang berhenti karena mengalami gangguan, ditabrak oleh rangkaian kereta lainnya yang berhenti di belakangnya. Sedikitnya 25 orang, yang terdiri atas 23 penumpang dan 2 staf SMRT, mengalami luka-luka dalam insiden yang terjadi di dekat stasiun Joo Koon ini.
Para korban luka mengalami luka ringan hingga sedang. Kebanyakan dari mereka terjatuh atau terbentur saat kedua kereta bertabrakan. Channel News Asia melaporkan 10 korban luka dibawa ke Ng Teng Fong Hospital dan 15 korban luka lainnya dibawa ke National University Hospital (NUH). (dtc)