Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kediri. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadi tempat curhat para pelajar SMK Kediri. Mereka mengeluhkan tingginya biaya menjadi pelaut dan sulitnya mengenyam pendidikan di program kementerian perhubungan.
"Bagaimana pak, untuk jadi pelaut saya harus membayar Rp 25 juta perizinannya dan sulit pak masuk sekolah berbasis perhubungan," kata Eko, salah satu siswa SMK Pelayaran Kota Kediri kepada Menhub saat interaksi dengan pelajar di Gedung Sasana Krida Surya Kencana Kota Kediri, Selasa, (15/11/2017).
Mendapat keluhan itu, Menhub langsung membantah perihal tingginya biaya menjadi pelaut serta susahnya mendapat pendidikan vokasi berbasis perhubungan.
"Tidak benar itu, menjadi pelaut biayanya Rp 25 Juta, apalagi soal sulit bekerja dan mendapat pendidikan di bidang perhubungan," tegas Budi dihadapan 8.000 siswa dan orang tua siswa saat menghadiri Dialog Nasional 5 di Kediri.
Menurut Menhub, sangat tidak benar jika program vokasi mahal dan sulit. Sudah lama vokasi atau pendidikan kejuruan (SMK) bisa dan siap bersaing dalam tenaga siap kerja.
"Minggu depan akan ada pihak Kementerian Perhubungan yang datang Ke Kediri untuk melakukan pengumpulan minat dan bakat siswa, kalau perlu Kediri akan kita kasih kuota jumlah pendaftar sendiri," imbuh Budi.
"Asal kalian lulus dan mampu, pasti masuk," tegas Budi.
Kehadiran Budi Karya Sumadi ke Kediri dalam rangka dialog nasional ke 5 bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian yang digelar di Gedung Sasana Krida Surya Kencana PT Gudang Garam tbk.
Dialog Nasional mengambil tema Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi Melalui Link and Match Industri dengan SMK. Kegiatan ini dihadiri 4.000 orang tua siswa dan 4.000 siswa SMK se Kota dan Kabupaten Kediri. (dtc)