Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kondisi perlambatan ekonomi berhasil dipatahkan pada tahun kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dimulai. Di mana, ekonomi yang tadinya menyentuh level 4,88% berhasil naik lagi ke 5,02%.
"Secara makro ekonomi kita sebetulnya sejak pemerintahan Jokowi- JK menghentikan perlambatan ekonomi dan mengembalikan untuk meningkatkan kembali," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, di Kantor Pusat Indosat, Jakarta, Kamis (16/11).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dirunut dari 7 tahun terakhir, maka sudah terlihat ada perlambatan ekonomi. Pada 2011, ekonomi tumbuh 6,17%, 2012 sebesar 6,02%, 2013 sebesar 5,56%, 2014 sebesar 5,01%.
Selanjutnya di 2015 sampai menyentuh 4,88% dan 2016 tumbuh 5,02%. Posisi 2015 dianggap sebagai titik terendah dalam satu dekade terakhir. Di 2017 pemerintah targetkan pertumbuhan 5,2% dan 5,4% untuk 2018.
"Kita di 2016 mulai berbalik menjadi semakin cepat," kata Darmin.
Menurut Darmin, kondisi tersebut tidak lepas dari perubahan arah kebijakan fiskal. Dengan pemangkasan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dialihkan kepada pembangunan infrastruktur dan penyaluran bantuan sosial.
Meskipun sejatinya, kebijakan tersebut terlambat karena seharusnya sudah dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya, saat ekonomi tengah berada di cukup tinggi akibat lonjakan harga komoditas pertambangan dan perkebunan.
Dari 2016 menuju 2017, Darmin mengakui pertumbuhannya tidak begitu signifikan. Di 2017 pemerintah targetkan pertumbuhan 5,2% dan 5,4% untuk 2018. "Itu harus mengakui 5,1% naik dari tahun lalu tapi itu naiknya kecil," terang Darmin.(dtf)