Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Presiden Jokowi bercerita kedekatannya dengan Putera Mahkota Abu Dhabi sekaligus deputi komandan tertinggi angkatan darat Uni Emirat Arab Syekh Mohammed bin Zayed al Nahyan. Jokowi mengawali cerita saat dirinya diajak ngebut oleh Syekh Mohammed.
"Saya naik mobil disetiri dan nggak tahu kecepatannya lebih dari 200 kilometer (per jam). Saya juga waduh ini bener-bener ini pinter nyetir atau ndak saya nggak ngerti. Nyetir ngebut di jalan yang begitu sangat halusnya," kata Jokowi di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/11).
Pertemuan itu dilakukan Jokowi pada September 2015. Saat itu Jokowi melakukan kunjungan ke Abu Dhabi dan disambut langsung oleh Syekh Mohammed di depan pintu pesawat.
"Lebih dari 200 karena mobilnya gak ada mereknya. Saya cari mereknya biasanya ada, ini nggak ada mereknya mobil ini. Waduh nggak tahu pesannya di mana juga. Saya lihat mereknya apa, saya mau tanya juga gengsi. Disetiri sendiri," kata Jokowi.
Jokowi lalu diajak ke sebuah restoran oleh Syekh Mohammed, bukan langsung ke Istana. Di sana mereka berbincang empat mata dan Jokowi bertanya tentang bagaimana bisa Uni Emirat Arab berkembang pesat secara ekonomi.
"Beliau menyampaikan, 'Presiden Jokowi, tahun '60, kita ini dari Dubai ke Abu Dhabi masih naik unta, tahun '70 dari Dubai ke Abu Dhabi naik truk tapi begitu menginjak '75-'80 begitu cepatnya Dubai Abu Dhabi berkembang. Karena apa? Karena keterbukaan, efisiensi. Beliau menarik begitu banyaknya ekspatriat dari luar agar rakyat saya bisa belajar dari mereka. Apapun mereka lebih berpengalaman'," tutur Jokowi seraya menyampaikan kembali kata-kata Syekh Mohammed.
Syekh Mohammed juga memberi perumpamaan ketika dulunya hanya orang ekspatriat yang bisa naik mobil bermerek di Uni Emirat Arab. Tetapi kini semua warga UEA mampu membeli mobil bermerek.
"Artinya apa? Pemikiran yang besar seperti itu juga memang harus kita miliki. Ada suatu saat kita belajar ada suatu saat kita mengambil alih," pungkas Jokowi. (dtc)