Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. Beragam program inovasi yang dijalankan di Kabupaten Banyuwangi bakal menjadi 'senjata' bagi Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Abdullah Azwar Anas untuk menghadapi Pilgub Jatim mendatang.
"Ya kalau soal kinerja, pasti menjadi salah satu yang jadi bahan untuk kampanye nanti. Inovasi-inovasi yang dilakukan Banyuwangi diperkenalkan. Inovasi-inovasi itu selama ini telah membawa kebaikan, tentu dengan tidak mengesampingkan fakta bahwa masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi," kata Anas yang juga bupati Banyuwangi, Jumat (17/11/2017).
Menurut Anas, saat ini publik, termasuk generasi milenial, sudah menjadikan kinerja sebagai bagian untuk pengambilan keputusan politik. "Jadi yang dinilai adalah yang sudah dilakukan meski pasti ada kekurangan. Bukan yang akan dilakukan," papar Anas.
Dia menambahkan, beragam inovasi itu nanti ditransmisikan ke publik lewat sejumlah cara berkampanye. "Kalau soal strategi distribusi kontennya, tentu tidak bisa saya sampaikan. Tapi garis besarnya, simpul-simpulnya kami sasar, ada anak muda, ibu-ibu, kelompok nasionalis, kelompok religius, dan sebagainya," ujar Anas.
Anas lantas mencontohkan sejumlah inovasi yang dijalankan di Banyuwangi. Di antaranya Mall Pelayanan Publik yang merupakan tempat terintegrasi untuk mengurus beragam dokumen.
"Sekarang sudah ada 142 layanan, mulai dari administrasi kependudukan, perizinan usaha, BPJS, sampai bilik nikah atau surat-surat Kementerian Agama," ungkap Anas.
Bupati berusia 44 tahun ini juga merinci sejumlah inovasi lainnya. Di antaranya program "Rantang Kasih", berupa pemberian makanan bergizi gratis setiap hari ke warga miskin, kolaborasi dengan Go-Jek untuk pengantaran obat warga sakit, jemput bola warga sakit yang telah menjangkau 2.800 orang miskin, hingga beasiswa Banyuwangi Cerdas yang telah menguliahkan 700 anak muda Banyuwangi ke berbagai kampus di Indonesia.
"Sebentar lagi juga kita jalankan pemberian biaya pengganti bagi warga miskin yang menunggui keluarganya di rumah sakit. Misalnya ada warga yang jualan bakso keliling, lalu keluarganya sakit, kan dia harus kehilangan pendapatan harian jika menunggui keluarganya itu. Nah kehilangan pendapatan itu yang kami ganti. Berapa hari dia menunggui keluarganya di rumah sakit, kita ganti per hari Rp 25-50 ribu per hari," papar Anas.
"Alhamdulillah, kerja-kerja gotong royong di berbagai sektor selama ini berhasil meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp 20,8 juta per orang per tahun pada 2010 menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen. Dulu tidak ada penerbangan, saat ini enam kali penerbangan per hari ke Banyuwangi," pungkas Anas. (dtc)