Jumat, 17 Nov 2017 18:46 WIB • Dilihat 3,601 kali • https://mdn.biz.id/o/13826/
Prakiraan BMKG Jangkau Hingga Tingkat Kecamatan
Kepala Balai Besar Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan (tiga dari kiri) dan jajaran berfoto bersama jajaran redaksi harian MedanBisnis, Jumat (17/11/2017). (rozie winata)
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kepala Balai Besar Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan mengaku, bahwasanya pada tahun 2018 mendatang, untuk prakiraan cuaca pihaknya bakal memperluas jangkauannya hingga ketingkat Kecamatan. Hal itu diungkapkannya, saat bersilaturahmi bersama jajarannya ke kantor redaksi harian MedanBisnis, di Jalan S Parman, Medan, Jumat (17/11/2017).
"Tahun 2018 nanti, prakiraan kita sudah sampai pada tingkat Kecamatan. Hal itu meliputi hingga 440 Kecamatan yang ada di Sumatera Utara (Sumut)," ungkapnya.
Silaturahmi dari BMKG tersebut, disambut langsung oleh Pemred Harian MedanBisnis Bersihar Lubis, Wakil Pimpinan Umum Paul Kusuma, Redaktur Pelaksana Nurhalim Tanjung, serta Kordinator Liputan Herman Saleh. Dala silaturahmi itu, BMKG berharap dapat bekerjasama dengan MedanBisnis sehingga informasi yang dikeluarkannya, tersampaikan kepada masyarakat.
"Untuk memperluas informasi ialah dengan mendekati media. Karena media sangat penting, sesuai tugas dari BMKG yakni penyampaian informasi. Salah satunya adalah MedanBisnis yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat," tuturnya.
Sebab jelas Edison, dalam beberapa hari belakangan, banyak terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di Sumut. Sementara, potensi bencana yang mungkin terjadi di Sumut ada sebanyak 12 potensi, antara lain berupa banjir, tanah longsor, gempa hingga kebakaran hutan dan lahan.
"Kami ingin menyampaikan prediksi kepada mayarakat. Memang selama ini kami sudah menyampaikan kepada BPBD di 33 kabupaten/kota, namun kita mempertajam lagi dengan menyampaikan melalui media" jelasnya.
Apalagi, sambung Edison, saat ini isu perubahan iklim dampaknya akan sangat besar dirasakan. Karenanya, berdasarkan kesepakatan Paris, dilakukan upaya untuk meredam emisi gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim tersebut.
"Dalam beberapa dekade terakhir ini suhu sudah semakin meningkat, dampaknya salah satunya terhadap sektor kesehatan, bahkan penelitian di Karo menunjukkan kasus DBD semakin tinggi, sehingga ini menunjukkan jika dampak perubahan iklim sangat signifikan dirasakan oleh masyarakat," terangnya.
Dari sisi pertanian, lanjut Edison, petani saat ini juga sulit untuk menentukan awal musim hujan/kemarau. Malah berdasarkan data yang diperoleh dampak perubahan iklim, dampaknya lebih besar dari yang diakibatkan oleh perang dunia ke dua.
"Iklim saat ini cenderung menunjukkan pola anomali. 80 persen bencana alam disebabkan hydrometereologi yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Selain itu perubahan iklim juga mendorong terjadinya perubahan global, sehingga bisa memicu konflik. Meski iklim memang tidak secara langsung menyebabkan konflik," tandasnya.
Sementara itu, Pemred MedanBisnis, Bersihar Lubis mengatakan, berita itu memang suatu hal yang penting untuk diakses masyarakat. Karenanya dalam kerjasama yang dijalin, ia berharap BMKG juga memberikan narasi selain data sehingga bagus untuk dipublikasikan.