Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kebumen. Tidak hanya di Jawa Timur, peci ternyata juga diproduksi oleh warga Kebumen, Jawa Tengah. Peci buatan warga Kebumen itu juga murah tapi tetap berkualitas.
Beberapa desa di Kabupaten Kebumen seperti di Desa Bojongsari Kecamatan Alian dan Desa Bandung Kecamatan Kebumen merupakan sentra pembuatan peci. Meski hanya sekelas produk rumahan, pemesan peci produk dari desa-desa itu tidak hanya datang dari daerah Kebumen saja tapi sudah dari luar daerah, seperti Jakarta, Bandung, Lampung, Aceh dan daerah luar Jawa lainnya.
Salah satu pengrajin, Nurwahid (40) warga Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, kepada detikcom mengaku sudah 5 tahun memproduksi peci. Peci Merk Al-Fairuz buatannya dibanderol dengan harga 30 ribu hingga 50 ribu rupiah.
"Tergantung bahannya mas ada beberapa jenis yang murah bahan pigeon harganya Rp 30 ribu terus yang mahal pakai bahan crown atau eagle harganya Rp 50 ribu," kata Nurwahid, Jumat (17/11/2017).
Setiap harinya seorang pekerja mampu mengerjakan hingga satu kodi atau 20 buah peci. Proses pembuatan peci di tempat ini cukup sederhana, mulai dari pemotongan bahan sesuai ukuran, lalu dijahit dengan diberi kertas sebagai bantalannya, hingga finishing.
"Ya karyawannya cuma tetangga saja yang bantu, ada beberapa. Rata-rata 1 peci 30 menit lah jadi. Upahnya saya kasih per kodi atau per 20 buah dengan upah Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu tergantung bahan yang dibuat. Paling sulit pada proses finishing karena harus pas dan teliti biar rapi," lanjutnya.
Puluhan warga di Desa Bojongsari sendiri sudah turun menurun menjadi pengrajin peci. Kenaikan permintaan peci biasanya terjadi saat bulan Ramadan datang. Jika pada hari biasa rata-rata laku 15-20 kodi per hari, pada Ramadan bisa naik dua kali lipat.
Sementara itu pengrajin lain, Masuni (41), mengaku senang karena Kebumen menjadi salah satu sentra produksi peci di Indonesia.
Namun dia merasa merek-merek peci dari Kebumen yang kurang terkenal, sehingga para pengrajin lebih giat dalam memasarkan, termasuk lewat online.
"Harganya memang murah tapi tetap berkualitas tidak kalah dengan buatan Gresik. Kami juga jual lewat online biar pasarannya makin luas dan lebih dikenal," tuturnya. (dtc)