Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Solo. Setara Institute memaparkan hasil kajian dan indeks terhadap 94 kota di Indonesia dalam hal isu praktik toleransi. Hasilnya, Kota Surakarta masuk dalam 10 besar daerah dengan indeks tertinggi.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menilai hasil kajian tersebut tidak lepas dari keberagaman masyarakat yang ada di Solo. Meski beragam, seluruh masyarakat dapat hidup rukun.
"Di Solo kan ada banyak (suku dan ras), ada Banjar, Cina, Arab, Jawa. Mereka bisa hidup berdampingan. Kuncinya adalah komunikasi," katanya melalui telepon kepada detikcom, Jumat (17/11/2017).
Dalam membangun komunikasi, Rudy, sapaan akrabnya, seringkali mengajak seluruh perwakilan kelompok masyarakat berkumpul dalam forum. Hal tersebut dilakukan untuk menjalin silaturahmi antar kelompok.
"Seperti program Sonjo Wargo, kami datangi masyarakat di tiap kelurahan. Yang saya terapkan, dalam melayani masyarakat, pemimpin itu adalah pelayan bukan penguasa. Antara masyarakat dengan pemimpinnya duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," ujar dia.
Meski relatif tenteram, dia tidak mengelak jika beberapa tindakan intoleran terjadi di wilayahnya. Seperti insiden pelarangan kegiatan ibadah hingga perusakan tempat ibadah.
"Ada yang menolak rumah ibadah, didemo, tapi kadang-kadang memang persyaratan belum terpenuhi. Peristiwa seperti itu juga cuma sedikit," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Rudy meyakini, masyarakat saat ini semakin menyadari pentingnya toleransi, terutama persoalan agama. Sebab, kehidupan beragama masyarakat dilindungi oleh undang-undang.
"Di Solo tampaknya masyarakatnya sudah sadar, bahwa agama itu urusan pribadi masing-masing untuk menyembah Tuhannya. Itu dilindungi undang-undang kok," pungkasnya. (dtc)