Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan Pilkada serentak 2018 akan berjalan lebih mudah dan damai jika para kontestan tidak memanfaatkan isu SARA sebagai komoditas politik. Tito mengimbau kepada setiap calon untuk menjual program dibanding dengan menggunakan isu-isu sensitif.
"Akan jauh lebih mudah kalau seandainya para kontestan-kontestan politik dan pendukungnya tidak memanfaatkan isu-isu sensitif yang dapat memecah-belah masyarakat biasa. Yaitu kesukuan, keagamaan dan ras (SARA). Jual program itu akan lebih baik," kata Tito di gedung BEI, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (20/11).
Tito menyadari setiap orang ingin memperjuangkan agama dan sukunya masing-masing. Namun, dia berharap hal tersebut tak menjadi komoditas politik yang dapat mengoyak persatuan bangsa.
"Yaitu isu suku, agama dan ras. Tolong jangan bawa isu suku, agama dan ras. Meskipun kita tetap memperjuangkan agama masing-masing, akan memperjuangkan primordialisme, tapi jangan sampai itu menjadi komoditas, untuk menyerang yang lain sehingga mengoyak kebangsaan kita. Nah itu yang bahaya," tuturnya.
Bangsa Indonesia, menurut Tito, telah terbiasa untuk mengikuti setiap pesta demokrasi. Dia juga yakin masyarakat akan semakin matang dalam menyikapi setiap persoalan yang muncul dalam demokrasi tersebut.
"Saya sampaikan tadi bahwa kita sudah terbiasa dengan pilkada, sudah terbiasa lebih dari 10 tahun, pilpres dan segala macam. Kita sudah mulai matang dalam berdemokrasi," ujarnya.
Selain itu, Tito menerangkan pilkada juga akan sukses apabila TNI dan Polri kompak. Kedua institusi itu menjadi pilar penting bagi berjalannya pilkada yang aman dan damai.
"Adanya kunci utamanya adalah TNI dan Polri harus kompak. Dua kekuatan bersenjata ini, yang terbesar ini harus kompak, itu kunci utama," terangnya.(dtc)