Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pertumbuhan kredit perbankan nasional ditargetkan berada di bawah 10%. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan kredit hingga September 2017 tercatat 7,9% lebih rendah dibandingkan periode Agustus 2017 8,4%. Agus menilai, lemahnya pertumbuhan kredit tersebut terjadi karena masih banyaknya korporasi atau perusahaan yang menyelesaikan konsolidasi.
"Bicara pertumbuhan kredit sampai September secara year to date (ytd) masih di kisaran 4% ke bawah. Ada dua sisi dari permintaan dan penawaran, kalau dari permintaan banyak korporasi yang konsolidasi sehingga mereka belum meminta tambahan kredit," kata Agus di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Kemudian Agus menjelaskan, bank masih memprioritaskan kehati-hatian meskipun dari segi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sudah berada di bawah 3%. Menurut dia, bank masih berhati-hati, jadi membuat mereka tidak terlalu agresif ekspansi dalam menyalurkan kredit.
Agus mengungkapkan, perkembangan pembiayaan dari pasar modal seperti medium term notes (MTN) atau obligasi secara year to date (ytd) tumbuh signifikan. "Pembiayaan melalui pasar modal sudah di atas Rp 210 triliun, jadi ini adalah kondisi yang bisa saya jelaskan," imbuh dia.
Akhir tahun, pertumbuhan kredit perbankan diproyeksikan bisa tumbuh di kisaran 8%. Dengan mempertimbangkan masih rendahnya pertumbuhan kredit tersebut, BI menetapkan Countercyclical Capital Buffer (CCB) tidak berubah yaitu 0%. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong upaya bank dalam meningkatkan fungsi intermediasi. (dtc)