Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Penyelesaian pembiayaan proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) dijadwalkan pada minggu kedua bulan Desember tahun ini. Informasi itu disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan di Kantornya, Jakarta, Senin (20/11/2017).
"Biasa rapat biasa, itukan finalisasi sana sini, Minggu kedua, tanggalnya masih kita cocokkan. Tanggalnya belum masih ada soal teknis, minggu kedua Desember," kata Luhut.
Luhut mengatakan, nilai investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan LRT Jabodebek ini juga meningkat dari Rp 26,7 triliun menjadi sekitar Rp 31 triliun. Kenaikan nilai investasi ini, kata Luhut, karena ada perubahan-perubahan konstruksi.
"Perubahan dari fixed block menjadi moving block, tapi dari perubahan itu penumpang jadi tambah dari 260 ribu menjadi sekitar 430 ribu," terang Luhut.
"Tambahan juga revenue, kita ingin cash flow-nya lebih bagus," sambung Luhut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Emma Sri Martini mengatakan, saat ini pihak stakeholder tengah mengupayakan penyelesaian teknis yang menjadi penentu financial closing. Mulai dari masalah tarif, konsesi proyek, hingga masalah pembiayaan.
"Semuanya masih kerja paralel kita, mudah-mudahan bisa ngejar financial close Desember, minggu ke dua, makanya kita kerja paralel, semuanya proses kerja," kata Emma.
Pembiayaan perbankan
Selanjutnya, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan, Sugihardjo meminta pemasukan tambahan dari Transit Oriented Development (TOD) sebagai salah satu yang diperhitungkan sebelum benar-benar ditetapkan skema pembiayaan.
"Iya itu kita minta diperhitungkan karena dibanyak negara TOD juga bisa mengurangi besarnya PSO karena itu bisa menjadi tambahan masukan," kata Sugihardjo.
Di tempat terpisah, Direktur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Bank BRI Kuswiyoto mengatakan, pihak perbankan yang terlibat dalam pembiayaan LRT Jabodebek berkomitmen masing-masing sebesar Rp 4 triliun.
"Kita sama besar dengan yang lain. Belum dipastikan tapi target 1 bank mengeluarkan Rp 4 triliun," kata Kuswiyoto.
Yang pasti, tegas Luhut, perbankan berkomitmen memberikan pinjaman masing-masing sebesar Rp 4 triliun. Adapun perbankan yang berkomitmen antara lain Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, CIMB Niaga.
"Iya itu yang tadi kita lagi sesuaikan angkanya, perbankan itu seperti CIMB Niaga dia mau Rp 4 triliun," jelas Luhut.dtc