Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Ngawi. Suasana duka menyelimuti rumah pasangan Senin (55) dan Jami (55) di Dusun Balong, Desa/Kecamatan Gerih, Ngawi. Anak sulungnya, Panti (32) yang bekerja di Taiwan dikabarkan meninggal.
Panti dikabarkan terjatuh dari lantai 11 apartemen tempatnya bekerja. Pihak keluarga belum mengetahui secara pasti kronologi jatuhnya Panti hingga meninggal.
"Kami belum mengetahui secara pasti kenapa sampai terjatuh. Apa bersih-bersih atau apa. Kami hanya mendapat kabar dari perusahaan yang memberangkatkan kalau Panti meninggal akibat kecelakaan jatuh dari apartemen," jelas Kamino (35), kakak Panti. Senin (20/11/2017).
Kamino mengatakan, keluarga medapatkan kabar meninggalnya Panti pada Sabtu (17/11/2017) sore. Pihak agen mengatakan kalau Panti mengalami kecelakaan terjatuh dari lantai 11 apartemen tempatnya bekerja.
Panti sempat berkomunikasi terakhir pada 5 November 2017. Saat itu Panti bercerita kalau tidak kerasan bekerja karena majikannya yang galak.
"Komunikasi terakhir menghubungi tetangga dan sempat ngobrol dengan ibunya kalau ingin pindah majikan. Majikannya tempat bekerja katanya galak tak boleh menghubungi keluarga. Kalau ketahuan pasti dimarahi dan telepon bisanya sebulan sekali waktu libur," jelas Kamino.
Kamino bercerita, Panti baru pertama kali bekerja di luar negeri. Panti berangkat melalui PT Berkah Rahayu Safarindo di Kecamatan Karas Magetan sejak 8 Agustus 2017.
"Nembe sepindah niki nyambut teng taiwan yang artinya baru sekali bekerja di Taiwan," kata Jami, ibu Panti dengan Bahasa Jawa sambil meneteskan air mata.
Sebelum mendengar kabar meninggalnya anaknya, Jami sempat mendapat firasat bermimpi tentang kepulangan Panti. Dalam mimpi itu, Panti pulang dengan pakaian putih dan membuat terkejut keluarga karena kepulangannya yang tiba-tiba.
"Kula ngimpi, Panti mantuk damel klambi putih sedoyo. Matur mbok aku muleh, Kulo tangleti jajan opo nduk. Jajan dendeng mbok (Saya mimpi, Panti pulang dengan baju putih semua. Saya tanya bawa oleh-oleh apa nduk, bawa dendeng mbok," ungkap Jami yang berharap jenazah anaknya segera tiba.
Jami menceritakan kalau dirinya tidak pernah menyetujui anaknya tersebut bekerja ke luar negeri. Saat itu dirinya dirayu dengan pemberian uang Rp 2 juta oleh perusahaan yang memberangkatkannya.
Saat ini keluarga berharap agar pemerintah membantu mempercepat proses kepulangan jenazah Panti. Selain itu keluarga juga berharap agar semua hak almarhumah dapat segera di berikan. Panti meninggal dengan meninggalkan anaknya, Eliya, yang masih berusia 8 tahun. (dtc)