Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedaBisnis - Jakarta. Teknologi digital dalam perbankan adalah hal yang tidak bisa dilawan.Milenial lebih sering bertransaksi menggunakan teknologi daripada bertemu dengan petugas.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menjelaskan dari sisi penggunaan teknologi di perbankan Indonesia dinilai sudah cukup maju. Indonesia sudah menggunakan teknologi di atas 70%.
"Teknologi adalah faktor penting untuk pertumbuhan perbankan ke depan. Hal ini untuk mendorong inklusi keuangan," kata Sri Mulyani dalam seminar nasional di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (22/11).
Dia mengatakan, institusi keuangan dan perbankan diharapkan mampu memiliki visi, misi dan strategi untuk menghadapi berbagai macam disrupsi mengenai teknologi.
"Perubahan teknologi juga jadi fokus Menkeu di setiap kesempatan seperti Bitcoin hingga bank yang memiliki hak eksklusif sebagai intermediator," imbuh dia.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk Suwignyo Budiman menjelaskan BCA telah sejak dulu melakukan digitalisasi teknologi banknya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi derasnya hantaman teknologi yang membuat nasabah semakin mudah.
Dia mencontohkan, dari data BCA transaksi bank tahun 1990 lalu 100% orang datany ke kantor cabang. Namun hari ini orang yang transaksi ke cabang turun signifikan hanya 3% sekarang transaksinya sisanya digital.
Kemudian jumlah transaksi di ATM tahun 2000an masih luar biasa tinggi. Namun sekarang hanya 33% dari total transaksi. "Mereka lebih banyak transaksi lewat internet banking, makanya tumbuhnya cepat sekali digitalisasi ini," jelas dia.
Dia menjelaskan, dengan sedikitnya nasabah yang mendatangi bank. Maka akan berdampak pada jumlah transaksi yang menurun, jumlah teller yang menurun dan jumlah frontliner yang menurun.
"Karena perilaku masyarakat berubah, mereka tak mau lagi datang ke bank, kena macet dan lainnya yang bikin repot. Ini jadi tantangan bagaimana kita mengarahkan nasabah. Kami selalu perhatikan perilaku konsumen kami setiap harinya," jelas dia.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan, financial technology akan menjadi tantangan untuk perbankan nasional.
Pasalnya fintech mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat, mudah dan praktis untuk nasabah hanya dengan menggunakan teknologi. Menurut dia, fintech mampu mereplikasi semua jenis produk di bisnis bank.
Dia menyebutkan, sektor yang akan terpengaruh oleh fintech adalah consumer banking dan jasa transfer dana. Selain itu jasa keuangan lain juga akan terpengaruh oleh fintech antara lain capital markets, wealth management, insurance, fund transfer and payment. (dtf)