Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Manila. Seorang bekas pastor asal Filipina terancam diekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan kekerasan seks terhadap dua anak laki-laki pada tahun 1990-an.
Fernando Sayasaya ditangkap polisi di sebuah provinsi di pinggiran ibu kota Manila pada Minggu (19/11) lalu, setelah nyaris dua dekade dia kabur dari AS dan bersembunyi di Filipina.
Pria berumur 53 tahun itu dituduh melakukan kontak seksual dengan dua anak laki-laki di negara bagian North Dakota, AS tempat dirinya bekerja untuk Gereja Katolik setempat. Dia dinonaktifkan pada tahun 1998 menyusul mencuatnya tuduhan tersebut. Namun pengadilan AS baru mengeluarkan surat perintah penangkapan Sayasaya itu pada tahun 2002.
Kepala Penasihat Negara Ricardo Paras mengatakan seperti dikutip kantor berita AFP, Rabu (22/11/2017), kedua korban Sayasaya merupakan kakak beradik yang ketika itu berumur di bawah 15 tahun.
Sebelum kabur dari AS, Sayasaya mengatakan pada atasannya bahwa dia ingin menghabiskan Natal di Filipina. Namun kemudian dia tak pernah kembali ke AS. Sejak itu, pria itu pun dipecat sebagai pastor.
Paras mengatakan, Sayasaya akan dikirimkan ke AS untuk diadili sesuai permohonan ekstradisi AS pada tahun 2006, yang disetujui pengadilan Filipina pada tahun 2012.
Seorang pejabat Konferensi Keuskupan Katolik Filipina mengaku tidak tahu mengenai kasus Sayasaya.
"Bahkan jika dia warga Filipina namun dia tidak ditempatkan di Filipina, kami tak punya yurisdiksi atas dirinya," ujar Pastor Jerome Secillano kepada AFP.
Gereja Katolik di Filipina juga tak luput dari dugaan skandal seks anak yang melibatkan pastornya. Pada Juli lalu, seorang pastor ditangkap di pinggiran Manila saat dirinya kedapatan sedang bersama seorang anak perempuran berumur 13 tahun, yang disediakan oleh seorang germo. (dtc)