Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pada akhirnya keputusan Emil Elestianto Dardak maju sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Khofifah Indar Parawansa cukup mengagetkan petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pasalnya, hingga pekan kedua November ini, sebagai kader PDIP, Emil masih berkomitmen mematuhi perintah partai.
Seperti diketahui, dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, PDIP memutuskan bersama PKB mengusung duet Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas. Emil Dardak, yang namanya juga menjadi salah satu cawagub dengan elektabilitas tertinggi kedua setelah Azwar Anas, diminta bersabar.
"Emil diminta bersabar, dia kan baru satu tahun di Trenggalek. Nanti setelah dua periode akan dievaluasi. Anas yang sudah dua periode dan kelihatan hasilnya tentu didahulukan (diusung)," kata seorang petinggi PDIP yang tak mau namanya disebut saat berbincang dengan detikcom, Kamis (23/11/2017).
Dia menceritakan, setelah PDIP mendeklarasikan dukungan untuk Gus Ipul-Anas, kubu Kofifah terus berupaya mendekati Emil. Tercatat sudah tiga kali pihak Khofifah mendekati Emil. PDIP pun memerintahkan sejumlah petinggi 'menjaga' Emil.
Hingga pekan kedua November, elite PDIP tetap optimistis putra mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak itu tak akan menyeberang. Emil hadir dalam sejumlah acara deklarasi pemenangan Gus Ipul-Anas. Pada 21 Oktober, dia masih hadir dalam rapat koordinasi persiapan PDIP Perjuangan Kabupaten Trenggalek menghadapi Pilgub Jatim 2018 serta Pileg dan Pilpres 2019.
Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari termasuk yang yakin Emil tak akan tergoda oleh rayuan kubu Khofifah. Keyakinan ini makin kuat lantaran pada 8-10 November 2017, Emil pergi ke China menghadiri konferensi United Cities and Local Government-Asia Pasific (UCLG-ASPAC). Dia hadir sebagai Wakil Presiden UCLG-ASPAC.
Dari China, Emil bersama sejumlah kader PDIP pergi ke Boston, Amerika Serikat, menghadiri kuliah singkat 12-20 November 2017.
Padahal santer terdengar kubu Khofifah yang, antara lain didukung Partai Golkar, Hanura, dan Partai Demokrat, bakal mendeklarasikan cagub-cawagub pada 6 November. Elite PDIP pun tenang karena di saat kubu Khofifah akan mendeklarasikan cagub-cawagub, Emil malah tak ada di Tanah Air.
Namun, saat di Boston itulah tanda-tanda Emil akan berpaling dari PDIP mulai kelihatan. Tanda-tanda itu dibaca oleh salah satu elite PDIP yang turut ke Boston bersama Emil. "Aku ada tawaran menarik, tapi pasti ini akan membuat kamu dan partai kamu tak suka," kata seorang elite PDIP tersebut menirukan ucapan Emil.
Dia mencoba meyakinkan Emil untuk bersabar. PDIP pasti akan mempromosikan kader yang menjadi kepala daerah dua periode dan prestasinya kelihatan.
Acara di Boston itu berakhir pada 19 November dan rombongan Emil tiba di Tanah Air sehari kemudian. Dan dua hari setelahnya, Partai Demokrat mendeklarasikan duet Khofifah-Emil Dardak sebagai cagub-cawagub Jawa Timur.
Eva Kusuma menyesalkan keputusan Emil. Apalagi lelaki kelahiran 20 Mei 1984 itu selama ini ikut sekolah calon kepala daerah dari PDIP. "Kok tega dia (berhadapan) dengan (Azwar) Anas yang separtai dan lebih senior," kata dia.
Secara terpisah, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menyebut keputusan Emil mendampingi Khofifah sebagai sikap mbalelo terhadap partai. "Siapa pun dia, kalau tidak mengikuti perintah partai tersebut, tentu akan mempunyai konsekuensi sesuai aturan partai yang berlaku," tegas Andreas.
Ketua Dewan Kehormatan PDIP Komarudin Watubun pun menilai langkah Emil kurang etis. Emil, yang diusung PDIP dan 6 partai lain saat Pilkada Trenggalek lalu, dinilai sebagai kutu loncat karena akan melanggar amanah partai-partai pengusung itu bila maju dalam Pilgub Jatim.
"Nanti kalau resmi sudah menjadi calon dari partai lain ya kita pecat. Karena kan belum resmi dideklarasikan. Kalau sudah terdaftar resmi, ya partai harus punya sikap," kata Watubun.
Emil sendiri sudah mengungkapkan alasannya memilih Khofifah untuk menandingi duet Gus Ipul-Anas.
"Karena saya melihat Ibu Khofifah yang sudah saya kenal, visi dan misi beliau dalam pemberantasan kemiskinan," kata Emil kepada wartawan setelah menerima rekomendasi dukungan Pilgub Jatim 2018 dari Golkar, Rabu (22/11). (dtc)