Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno enggan menyebut program pemberian subsidi untuk susu oleh Pemprov DKI sebagai Revolusi Putih. Menurutnya, penyebutan tersebut bernuansa politis.
"Jangan dipolitisir. Karena kalau dibilang Revolusi Putih itu nanti masuknya ke politik," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017).
Menurutnya, penyebutan Revolusi Putih sebagai program subsidi susu merupakan pelabelan. Dia tidak setuju jika program ini nantinya dikaitkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Meskipun ia menilai program Revolusi Putih gagasan Prabowo tersebut program yang sangat baik.
"Jadi kalau ngomong bilangnya labelnya Revolusi Putih itu nanti diartikan bahwa ini karena Pak Prabowo. Dan karena Pak Prabowo itu semuanya politis gitu. Saya nggak mau," ujar Sandi.
Ia pun meminta masyarakat menyebut program ini sebagai program pengadaan susu. Sebab, program ini merupakan program yang bertujuan mempersatukan warga Jakarta.
"Kan kita ingin mempersatukan, kan udah selesai pemilunya. Dan yang dapat siapa? Apakah yang milih Anies-Sandi aja? Kan nggak. Kan dapatnya semua. Nggak membeda-bedakan semua," tuturnya.
Sandi khawatir, jika program tersebut dilabeli program Revolusi Putih, hal itu akan menimbulkan perpecahan di antara warga.
"Kita sekarang udah mendapat amanah, kita menjadi pemimpin bagi semua warga Jakarta, bukan hanya kepada sebagian golongan saja gitu," kata Sandi.
Untuk diketahui, Revolusi Putih menjadi salah satu program unggulan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sejak 2009. Program itu kini kembali digaungkan dan diusulkan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Usulan itu disampaikan oleh adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang mendatangi langsung Anies di Balai Kota pada Kamis (26/10) lalu. Dia menyebut Anies bahkan sudah setuju dengan program tersebut.
"Kami tadi sempat ketemu Pak Anies. Kami bicara cukup lama. Saya sampaikan beberapa hal dan beliau sudah setuju. Pertama adalah program tambahan makanan untuk pelajar sekolah," kata Hashim setelah bertemu dengan Anies saat itu.
Ia menjelaskan semua pelajar di DKI Jakarta, baik dari sekolah negeri maupun swasta, yang tidak mampu akan dapat makanan gratis melalui gerakan Revolusi Putih ini.
Anies Baswedan juga pernah menerapkan Revolusi Putih saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Program itu kini hendak dibawa lagi ke Jakarta. Anies pun setuju karena, menurutnya, Revolusi Putih sesuai dengan slogan 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'.
"Itu pernah jadi program di pemerintah pusat, waktu saya jadi Menteri Pendidikan, salah satunya program kami membuat yang namanya program makanan sehat untuk anak-anak. Ada yang bentuknya sarapan. Itu tadi usulan. Kita terima usulannya. Nanti kita lihat di Jakarta implementasinya seperti apa, bertahap," kata Anies di Balai Kota. (dtc)