Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Malang. Koalisi Harapan Pembangunan (Hanura, PAN, dan PPP) akan mengusung figur generasi milenial untuk Pilwali Malang 2018. Sosok yang dipilih adalah Nanda Yaqud Gudban, politisi Partai Hanura, yang juga duduk sebagai anggota DPRD Kota Malang.
Koalisi Harapan Pembangunan menyebut Nanda cocok untuk mewakili generasi milenial dengan ide, gagasan, dan kemampuannya membangun Kota Malang.
"Kota Malang sangat butuh pemimpin yang berani, cerdas, dan memiliki kemampuan yang baik. Tentunya sangat bisa mewakili generani milenial, dan Mbak Nanda memiliki semuanya," ujar Ketua DPC PPP Kota Malang Heri Pudji Utami kepada wartawan di De Rumah Jalan Veteran, Jumat (24/11/2017).
Kepercayaan dengan mengusung Nanda, kata dia, tentunya juga untuk mewujudkan impian Kota Malang dipimpin perempuan tangguh dan kuat.
"Jika dulu ada Kendedes, sekarang Srikandi yang memimpin Kota Malang. Mbak Nanda sangat baik dalam kemampuan, berkomunikasi tingkat elite maupun tingkat bawah (masyarakat)," beber istri mantan Wali Kota Malang Peni Suparto ini.
Menurutnya, sudah sejak lama PPP melakukan penjajakan dalam mencari figur muda yang layak diusung menjadi calon wali kota. Dalam perjalanan itu, ada beberapa tokoh muda masuk sebagai pertimbangan.
"Tetapi rapat pleno dan terakhir Rapim. Ada PAC yang mengusulkan nama Mbak Nanda. Dan akhirnya diputuskan melihat sosok beliau yang aktif terjun ke masyarakat. Dan saya tahu betul track recordnya," tegas Heri.
Sementara PAN mengaku, telah lama menjalin komunikasi politik dengan Hanura hingga muncul kesepakatan mengusung Nanda Gudban.
"Komunikasi sudah berjalan beberapa pekan berjalan dengan PPP, dan hari ini kita umumkan koalisi sudah terbentuk PAN, Hanura dan PPP untuk mengusung Bu Nanda sebagai calon walikota," ujar Sekretaris DPD PAN Kota Malang Dito Arief terpisah.
Dito memastikan komitmen koalisi tiga parta ini akan terus terjaga hingga tahapan Pilwali 2018 dimulai. Meski, sebelumnya komunikasi memang terkesan berjalan senyap. "Terus akan terjaga komitmen mengusung Bu Nanda dalam koalisi ini," tambahnya. Dinamika politik menjelang Pilwali 2018 terkesan lambat. PDI Perjuangan memiliki kursi mutlak belum juga mengeluarkan rekomendasi bakal calon yang diusung.
Selain poros koalisi Hanura, PAN, dan PPP, belum ada parpol maupun calon perseorangan yang mengumumkan bakal calonnya maju di Pilwali Malang 2018.
Koalisi PAN-Hanura sebelumnya memang bertekad mengusung Nanda. Kehadiran PPP semakin melengkapi dan tentunya menambah kekuatan jumlah kursi. PAN yang memiliki 4 kursi dan Hanura serta PPP masing-masing 3 kursi, total ada 10 kursi dalam koalisi memilih Nanda sebagai Calon Wali Kota Periode 2018-2022. (dtc)