Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kasus dugaan korupsi yang menjerat Ketum Golkar Setya Novanto dinilai memperburuk citra partai. Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyebut langkah konkret saat ini untuk menyelamatkan Golkar adalah dengan mengadakan Munaslub.
Menurut Hendri, wajar jika Golkar menginginkan Munaslub. Pasalnya Golkar membutuhkan sosok pemimpin yang kuat untuk menghadapi Pilkada 2018 mendatang.
"Wajar bila DPD 1 dan 2 Golkar menginginkan Munaslub. Golkar akan menghadapi pilkada 2018 sehingga membutuhkan nahkoda yang kuat dan mapan dalam memimpin," kata Hendri dalam keterangannya, Jumat (24/11) malam.
Hendri juga menuturkan bahwa Golkar saat ini membutuhkan perbaikan citra untuk menjaga kepercayaan dari berbagai pihak terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya jika kepercayaan Jokowi kepada Golkar meluntur, ia menyebut, posisi Golkar di dalam pemerintahan bakal terancam.
"Golkar membutuhkan image rebound atau perbaikan citra dengan cepat untuk menjaga kepercayaan rakyat terutama kepercayaan Jokowi. Ini penting sebab selain sebagai presiden saat ini, Jokowi juga kandidat terkuat Capres 2019. Bila luntur kepercayaan Jokowi, Golkar dapat terancam berada di luar kekuasaan, sesuatu cobaan yang amat sulit bagi Golkar," ujarnya.
Menurut Hendri ada sejumlah nama yang dirasa cocok untuk mengisi posisi ketua umum menggantikan Novanto. Beberapa nama yang disebutnya seperti Airlangga Hartarto hingga Titiek Soeharto telah menyatakan kesiapannya jika ditunjuk menggantikan Novanto.
"Mewakili gerakan perubahan disebut nama Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo, dari kepanjangan Munas Bali yaitu Ade Komarudin dan Azis Syamsuddin," ujarnya.
"Untuk calon alternatif, Hendri menyebutkan tiga nama. Yaitu Titiek Soeharto, Indra Bambang Utoyo, dan Priyo Budi Santoso," kata Hendri. (dtc)