Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kairo. Perlintasan perbatasan antara Jalur Gaza dengan Mesir akan tetap ditutup usai serangan teror di Sinai yang menewaskan 235 orang. Perlintasan perbatasan itu seharusnya dibuka kembali pada Sabtu (25/11) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/11), penutupan perlintasan itu akan tetap dilakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Aksi penembakan dan ledakan bom di Masjid Al-Rawdah di Bir al-Abed, Sinai Utara menewaskan 235 orang dan melukai 109 orang lainnya.
Perlintasan perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir seharusnya dibuka kembali pada Sabtu (25/11) ini, untuk tiga hari ke depan. Namun seorang pejabat di Gaza yang enggan disebut namanya menyatakan perlintasan perbatasan Rafah akan tetap ditutup.
"Pihak Mesir memberitahukan kepada kami bahwa Rafah tidak akan dibuka pada Sabtu (25/11) karena peristiwa tragis di Sinai Utara," sebut pejabat tersebut.
Pada Sabtu (18/11) pekan lalu, perlintasan perbatasan Rafah dibuka selama tiga hari untuk pertama kalinya sejak kendali atas perlintasan perbatasan diserahkan dari Hamas kepada Otoritas Palestina pada 1 November.
Perlintasan perbatasan itu ditutup sejak Agustus lalu. Pembukaan perlintasan itu akan memberikan akses bagi para pasien, siswa dan orang-orang yang ingin meninggalkan Gaza.
Gaza menjadi target blokade Israel selama satu dekade terakhir. Selama bertahun-tahun, perlintasan perbatasan dengan Mesir itu nyaris ditutup permanen.
Hamas menguasai Gaza secara paksa pada Juni 2007 lalu, setelah terjadi bentrokan berdarah selama seminggu dengan kelompok Fatah yang menaungi Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Penyerahan kendali atas perlintasan perbatasan Rafah dari Hamas ke Otoritas Palestina yang dikuasai Fatah dilakukan setelah kesepakatan rekonsiliasi tercapai di Kairo, Mesir pada 12 Oktober lalu. Kesepakatan itu tercapai setelah berbagai upaya rekonsiliasi Hamas dan Fatah selalu gagal selama bertahun-tahun. (dtc)