Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Dalam rangka merayakan Black Friday toko-toko di Amerika Serikat menawarkan potongan harga atau diskon gede-gedean untuk konsumen. Bahkan sejumlah toko memberikan hadiah demi memikat pemburu barang murah.
Namun, strategi tersebut dinilai tidak efektif, mengutip Reuters sejumlah pembeli mengaku mendatangi toko hanya untuk survei harga barang. Kemudian mereka memesan di toko online. Sehingga penjualan secara online melonjak tajam dengan perayaan ini.
Untuk menjaga kesinambungan bisnis, sejumlah toko memutar otak untuk menjaga stok barang dan penjualan dengan hati-hati. Ini dilakukan dengan cara kreatif yakni memberikan diskon yang besar untuk menarik pelanggan, meskipun ini adalah salah satu tipu-tipu yang dilakukan.
Seorang analis eksekutif di AS menjelaskan, ini adalah fenomena yang unik. Pasalnya, banyak orang yang datang ke toko namun tanpa menenteng belanjaan di tangan mereka. "Para pembeli atau konsumen diperkirakan akan menghabiskan lebih banyak waktu dan uang pada musim liburan ini," ujar dia dikutip dari Reuters, Sabtu (25/11).
Dari data Adobe Analytics, penjualan Black Friday secara online pada pukul 8 malam waktu setempat telah mencapai US$ 3,54 miliar naik 15,6% dibandingkan periode tahun lalu. Penjualan melalui internet diprediksi akan mencetak rekor, yakni bisa tembus US$ 5 miliar. Kemudian Cyber Monday memproyeksikan transaksi penjualan bisa mencapai US$ 6,6 miliar.
Sejumlah toko mulai fokus untuk mengikuti tren belanja online ini. Seperti Lowe's, H & M dan Gap yang terus memonitor kinerja website mereka.
Seorang pembeli yang menyukai Black Friday, Elana Silverstein mengungkapkan, lebih menyukai membeli melalui marketplace seperti Groupon. "Saya menghindari toko karena terlalu banyak orang," kata dia. (dtf)