Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Pihak Satpol PP menegaskan belum ada temuan kongkalikong anggota Satpol PP dengan preman terkait hasil investigasi Ombudsman. Satpol PP disebut punya pengawasan berjenjang.
"Kami telah melakukan pengecekan dan tanya semua anggota di lapangan bahwa kami sampai saat ini belum menemukan adanya permainan yang dikatakan antara Satpol dengan oknum preman," ujar Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, Rahmat E Lubis dalam jumpa pers di kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Tanah Abang , Senin (27/11/2017).
Rahmat mempertanyakan kebenaran seseorang yang diduga preman sebagaimana video rekaman investigasi Ombudsman. Bila pun ada anggota yang menyimpang, Rahmat menegaskan anggota tersebut adalah oknum.
"Kami berpikir bahwa apakah benar itu si preman itu merupakan bener preman atau oknum yang ngaku preman. Kami tegaskan juga bahwa kami juga melakukan pengawasan berjenjang di lapangan," sambungnya.
Bila terbukti ada oknum anggota yang melakukan penyimpangan, maka tindakan tegas diberikan sesuai PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
Ombudsman pernah memutar dua video investigasi yang dilakukan di Stasiun Manggarai, Stasiun Jatinegara, Pasar Tanah Abang, Stasiun Tebet, dan kawasan sekitar Mal Ambasador pada 9-10 Agustus 2017.
Di video yang diputar di kantor Ombudsman, Jumat (24/11/2017), tampak PKL memenuhi badan jalan yang berpotensi menimbulkan kemacetan dan mengganggu pejalan kaki di trotoar.
Ada juga video perbincangan investigator Ombudsman dengan preman dan oknum Satpol PP. Saat berbincang, investigator Ombudsman mengaku berencana membuka lapak berdagang.
"Semua jadwal kan ada sama saya, jadwal razia. Ini tanggalnya...Jadwal razia udah buat saya, entar gw kasih tahu, jam berapa entar ditelepon," kata seseorang yang diduga preman saat berbincang dengan investigator Ombudsman yang melakukan penyamaran. dtc