Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pemerintah Kota Jakarta Timur bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jakarta melakukan tes urine kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN). Kegiataan tersebut bertujuan untuk memastikan pegawai pemerintah bebas dari penyalahgunaan narkotika.
"Tujuan kita yang biar kepegawaian kita ini bersih, bersih dari segala hal. Ya salah satunya dari narkoba," kata Kepala Suku Dinas Kepegawaian Pemkot Jakarta Timur, Mulyono kepada wartawan, Rabu, (29/11/2017).
Kegiataan tes urine dilakukan di gedung Serba Guna Wali Kota Jakarta Timur pada pagi tadi. Tes urine tersebut diikuti kurang lebih 500 ASN di lingkungan Pemkot Jaktim. Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana pun ikut tes urine.
"Kita bekerja sama dengan BNNP, alhamduliah kita menghadirkan 500 pegawai dan pejabat di sini ikut semua. Kegiatan tes urine memang melihat di Jakarta ini bagaimana perkembangan narkoba ini kan gila dan momen ini pas dengan HUT Korpri," tambah Mulyono.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum BNN Provinsi DKI Jakarta, Joko Purnomo mengatakan hasil tes urine yang dilakukan, diketahui ada beberapa ASN yang urinenya positif mengandung obat-obatan. Namun Joko belum menjelaskan detail kandungan obat-obatan tersebut.
"Untuk sementara kita harus konfirmasi dulu ke orang-orang yang memang dari hasil tes urine dinyatakan positif, biasanya jika yang bersangkutan misalnya minum obat batuk biasanya hasil tes urine akan positif. Bukan berarti yang positif ini sebagai pemakai, tetapi ketika dia bisa menujukan ke kami bahwa dia mengkosumsi obat tertentu dan tim medis yakin akan obat itu," kata Joko.
Joko menambahkan jika pun nanti ada pegawai yang positif mengunakan narkoba, BNNP menyediakan fasilitas rehabilitasi gratis. Selain itu, menurutnya kegiatan tes urine tersebut sekaligus sebagai sarana edukasi soal bahaya narkotika.
"Tujuan dari tes urine ini mengedukasi di jajaran pegawai ASN di Kantor Wali Kota bahwa narkotika bisa beredar ke mana saja, bisa dikonsumsi oleh siapa saja, tidak melihat profesi, tidak melihat latar belakang, dan sebagainya," katanya. (dtc)